Irigasi Longsor Tak Ditanggapi, Ratusan Petani Ciherang Pondok Ancam Demo DPUPR

Lokasi longsor di Desa Ciherang Pondok yang belum mendapatkan penanganan dan perhatian Dinas PUPR Kabupaten Bogor. (Ist)

CARINGIN – Longsornya irigasi di Desa Ciderum, Kecamatan Caringin, beberapa waktu lalu, membuat murka warga dua desa, murka nya warga Desa Ciderum Dan Desa Ciherang Pondok akibat tidak tanggalnya pihak UPT Pengairan Ciawi yang diminta perbaikan irigasi tersebut. Karena, irigasi yang mengairi ratusan hektar lahan  persawahan tersebut akhirnya diperbaiki warga dengan peralatan seadanya. Bahkan, para petani mengancam melakukan aksi demo ke Dinas PUPR Kabupaten Bogor.


“Saya bingung dengan kewenangan UPT Pengairan Ciawi, irigasi ini bukan kewenangan desa tapi kewenangan Pemda. Kenapa keluhan kami seolah tidak didengar minimal ada tindakan,” kata Muhamad salah seorang petani Desa Ciherang Pondok kepada Pakar.


Dia menjelaskan, irigasi tersebut sudah tiga kali longsor sehingga semua pengairan ke ladang pesawahan terganggu dan tidak mengalir. Seharusnya UPT Ciawi itu cepat tanggap minimal melakukan langkah antisipasi sementara sehingga air tetep bisa mengalir.  “Bayangkan, sementara sekarang ini menggunakan terpal itupun terpal dari kepala desa seharusnya pihak UPT yang menyediakan baik Bronjong maupun yang lainnya,” ucapnya.


Dia meminta pihak Dinas PUPR segera turun kelokasi bencana, sehingga bisa apa disampaikan warga selama ini benar adanya jangan sampai para petani datang ke UPT atau kantor PUPR. “Saya menunggu itikad baik pihak PUPR, jika memang tidak ada tanggapan kami akan datang langsung ke Dinas PUPR,” ungkapnya.


Hal senada juga dikatakan Udin salah serang petani di Desa Ciherang Pondok, menurutnya akibat irigasi tersebut longsor mengancam ladang pesawahan milik sejumlah warga gagal panen. Bahkan lanjut dia, kolam ikan dan yang lainnya mulai surut akibat air tidak mengalir. “Sawah kami terancam gagal panen, bahkan bukan hanya punya kami yang milik warga lainnya juga terancam. Makanya, kami semua mempertanyakan tugas dari UPT Pengairan yang kami lihat kurang respon,” tegasnya.


Sementara itu kepala Desa Ciherang Pondok H. Aldi Wiharsa, saat dikonfirmasi terkait dengan Longsornya irigasi dan ratusan hektar sawah gagal panen membenarkan, jika pihak desa sudah berupaya penanganan sementara sehingga air tetap mengalir. “Iya memang benar sudah lama dan beberapa kali longsor bahkan belum lama juga longsor lagi. Dan kami sudah lakukan langkah dengan memasang terpal. Walaupun sebenarnya irigasi tersebut adalah menjadi tanggung jawab UPT Pengairan Ciawi,” ujarnya.


Aldi mengaku, pihaknya sudah melaporkan kepada Pihak UPT dan meminta agar dilakukan penanganan, sehingga bisa menyelamatkan ratusan hektar sawah milik warga dua desa yakni Ciherang pondok dan Ciderum. “Saat itu, kami minta bantuan Bronzong ke UPT Pengairan, malah dijawab pihak UPT minta difotoin batu belah. Ini aneh, seharusnya batu maupun Bronjong itu dari UPT. Karena Irigasi terebut yang menjadi aset pemkab, makanya ini saya yang gagal paham apa UPT yang memang tidak tau tugas dan tanggung jawabnya,” tegas Aldi.


Aldi saat ditanya Terkait rencana warganya yang akan datang ke PUPR  terkait longsor irigasi tersebut menegaskan, persoalan tersebut dirinya tidak bisa mrncegah warganya yang akan mempertanyakan ke UPT maupun ke PUPR. “Wah kalau soal mereka mau datang ke PUPR saya tidak bisa mencegah, karena itu hak warga negara. Tugas saya melaksanakan tugas sesuai fungsi kepala Desa,” pungkasnya.


Sementara itu Tirto Kepala UPT Pengairan wilayah Ciawi saat diklarifikasi terkait dengan keluhan petani akibat Longsornya irigasi dan mengancam akan melakukan aksi demo melalui telepon selularnya, tidak memberikan respon. UJG
 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.