Ditolak Ulama dan Warga Puncak, Kades Minta Pakis Hills Bongkar Patung Dewi Kencana

CISARUA – Pembangunan Patung Raksasa Dewi Kencana yang dibuat salah satu seniman Bali yang kini berdiri di Pakis Hills di blok Gunung Mas Desa Tugu Selatan Kecamatan Cisarua, yang mendapat penolakan ulama puncak dan warga Kecamatan Cisarua membuat Kades Tugu Selatan Eko Windiana khawatir dan meminta pihak Pakis Hills membongkar patung tersebut.


“Keberadaan patung tersebut mendapat penolakan dari ulama puncak, dan warga Cisarua. Sehingga membuat kami khawatir dan mengambil langkah mengirim surat resmi kepada pemilik Pakis Hills untuk segera membongkar patung tersebut,” kata Kades Tugu Selatan Eko Windiana kepada Pakar.


Dia mengaku, selain ulama juga warga kawasan puncak menolak keras keberadaan patung tersebut membuat kekhawatiran pihak desa akan terjadi hal hal yang tak di inginkan. “Surat yang kami layangkan itu sebagai upaya, jangan sampai ada hal hal yang tidak diinginkan kami meredam warga dan ulama sehingga tidak bertidak sembrono dan bisa dilakukan dengan cara yang baik,” akunya.


Kades menegaskan, para santri kawasan puncak pun melakukan penolakan yang sama terhadap keberadaan patung tersebut. Bahkan lanjut dia pihaknya mendapatkan informasi jika para santri puncak memberikan ultimatum, jika tidak dilakukan pembongkaran mereka akan datang kelokasi. “Saya khawatir, soalnya sudah ada ancaman dari para santri mereka meminta agar segera dibongkar jika tidak mereka mengancam akan datang kelokasi patung. Naah, itu yang tidak kami inginkan, makanya kami layangkan surat resmi,” tegasnya.


Dia berharap, pihak Pakis Hills merespon surat yang dikirim secara resmi dan membongkar patung tersebut, Sehingga dapat meredam dan tidak terjadi penolakan warga. “Saya berharap, pihak Pakis Hills segera merealisasikan membongkar patung itu, dan ini saya sampaikan sesuai dengan keluhan warga serta para ulama,” ucapnya.


Camat Cisarua, Heri Risnandar membenarkan, adanya penolakan keberadaan patung tokoh majapahit Dewi Kencana di kawasan Puncak yang sempat akan digelar unjuk rasa namun berhasil diredam dan dilakukan pengecekan lapangan. “Memang saat itu sempat ada penolakan bahkan sempat para ulama dan masyarakat mau unjuk rasa, namun kami berikan pandangan pengamanan sehingga dilakukan tindakan preventif dengan memeriksa perijinan,” ujar Camat Cisarua.


Heri mengaku, pihaknya sudah mendatangi Pakis Hills dan memeriksa perizinan termasuk Siteplant lokasi Bangunan Pakis Hills. Bahkan lanjut dia, patung tersebut sebagai aikon lokasi wisata namun tidak termasuk dalam site plant yang sudah dikeluarkan pemkab Bogor. “Saat kami datangi memang mereka mengakui jika Patung Dewi Kencana yang menjadi tokoh Majapahit tersebut tidak masuk dalam site platn pembangunan, harusnya jika memang mau menjadikan ikon wisata seharusnya pengelola melakukan musyawarah dengan dinas pariwisata sehingga bisa menampilkan kearifan lokal,” tuturnya.


Dia menjelaskan,  pihaknya akan meminta bantuan Satpol PP mengingat bangunan tersebut tidak masuk dalam site plant pembangunan. Oleh karena itu pihaknya berharap pihak Pakis Hills membuat Ikon wisata lokasi puncak lebih baik mengangkat seputar kearifan lokal. “Ya kalau memang dibongkar kami akan meminta bantuan satpol pp, ya karena memang kesalahan mereka tidak musyawarah dulu,” pungkasnya.


Sementara itu, Jatnika pengelola Pakis Hills saat diklarifikasi terkait dengan penolakan keberadaan patung Dewi Kencana tersebut melalui pesan whatup hingga brita ini diturunkan belum memberikan tanggapan.  UJG
 
 
 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.