Napi Lapas Gunungsindur Sukses Produksi Minuman Jahe dan Kopi

Mujiarto, Kepala Lapas Khusus Kelas IIA Gunungsindur, menunjukan hasil produksi minuman jahe merah dan kopi sachet bernama Pas kopi, buah karya para WBP di lapas tersebut. (Fahri | Pakar)

GUNUNGSINDUR – Pembinaan bagi para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) atau yang populer dikenal masyarakat dengan sebutan narapidana (Napi) merupakan satu indikator penting dari keberhasilan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dalam membina para tahanan.

Di Lapas Khusus Gunungsindur, kegiatan pembinaan dan pemberdayaan bagi para napi semakin banyak dan terus menerus berlanjut sejak Oktober 2020. Mujiarto, Kepala Lapas Gunungsindur, menggulirkan beragam program inovasi untuk warga binaan pemasyarakatan di lapas tersebut

“Ada beberapa kegiatan pembinaan dan pemberdayaan yang kami buat, diantaranya budidaya ikan koi dan gurame. Adapula produksi kopi kemasan dan satu lagi produk unggulan yaitu jahe merah,” ungkap Mujiarto, Selasa (22/2/2022).

Ia memaparkan, untuk pembinaan sektor budidaya perikanan, awalnya para WBP diberikan pelatihan di luar lapas. Setelah itu, mereka difasilitasi untuk melakukan budidaya ikan koi dan gurame secara mandiri di lingkungan Lapas, mulai dari pembenihan hingga pembesaran.

“Kami juga sediakan media tanam untuk budidaya ikan koi dan gurame dengan jumlah puluhan kolam. Alhamdulillah program ini berjalan dengan baik hingga sekarang dan ada puluhan WBP yang kami berdayakan menjadi petani ikan,” bebernya.

Sementara untuk produksi jahe merah dan kopi kemasan, pihak Lapas Khusus Gunungsindur memberikan pelatihan dan pembinaan mulai dari pengolahan produk hingga tahap pengemasan.

“Bahan baku jahe merah, rempah-rempah dan kopi didatangkan dari luar, lalu diolah dan dikemas dengan alat packing modern. Selain di konsumsi untuk sendiri, produk minuman jahe merah dan kopi dadi WBP juga dijual ke pasar bebas,” paparnya.

Mujiarto menjelaskan, selain mendapat keahlian khusus, para WBP yang terlibat dalam pemberdayaan mendapat bagian hasil dari keuntungan atau disebut premi. Menurutnya, dengan program ini sudah ratusan WBP yang berhasil dibina dan diberdayakan.

“Hasil produksi minuman jahe merah dan kopi Lapas Khusus Gunungsindur selalu ikut serta dalam pameran di event – event Pemasyarakatan. Sudah banyak pula dapat piagam. Harapannya tentu nanti setelah bebas dan kembali ke tengah masyarakat, mereka dapat hidup normal dan bekerja dengan keahlian yang dimilikinya,” tukas Mujiarto. =FRI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.