Sampah Berserakan di Waduk Cirata Blok Coklat, Lumpuhkan Perekonomian Warga

Kondisi waduk Cirata yang porak poranda diterjang angin kencang. End | Pakar

CIANJUR- Pasca terjadinya luapan air sungai Cisokan menyebabkan menumpuk dan berserakannya sampah di genangan Waduk Cirata Blok Coklat Desa Cikidangbayabang, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur. Hal tersebut menyebabkan kelumpuhan perekonomian petani Kolam Jaring Apung (KJA) dan lajunya perahu.

Berdasarkan informasi dilapangan, kelumpuhan ekonomi terjadi karena banyaknya sampah berserakan di genangan Waduk Cirata Blok Coklat. Bahkan, banyak sampah kayu membuat perahu rusak tertabrak.

Abah Tuban (57) pemilik KJA Blok Coklat mengatakan, perahu miliknya rusak terseret luapan air sungai dan tertabrak kayu besar sehingga tidak bisa digunakan kembali. “Jadi sementara untuk ke kolam menggunakan sampan, tapi dengan kondisi banyaknya sampah menyebabkan sampan susah melaju,” Kata dia saat ditemui di Dermaga Coklat Kecamatan Mande, Kamis (9/11/2023).

Menurutnya, hampir sepekan sampah berserakan dan dibiarkan tidak dibersihkan. Sehingga mempengaruhi terhadap perekonomian. “Bagaimana lagi, karena sampah saya tidak bisa bekerja. Untuk menuju kolam saja susah dengan kondisi banyaknya sampah,” ujarnya.

Hal senada dikatakan, Ujang Ujil (26) seorang ojeg perahu yang tidak memiliki penghasilan hampir seminggu karena kondisi perairan di penuhi sampah.

“Perahu tidak bisa bergerak karena banyak sampah, jadi tidak ada penghasilan sejak terjadi luapan air,”katanya.

Ujang menjelaskan, perahu tidak bisa bergerak di sebabkan sampah yang besar seperti kayu dan bambu yang dapat merusak perahu saat melaju.

“Iya kan pasti perahunya rusak kalau menabrak kayu atau bambu, jadi tidak bisa bekerja. Kita meminta agar sampah tersebut segera dibersihkan agar berbagai kalangan bisa bekerja dan memiliki penghasilan,”tuturnya.

Disisi lain, Adam Bukhari (45) pengelola wisata wahana Jembatan Apung, menyayangkan terjadinya pembiaran sampah yang berserakan di genangan waduk Cirata Blok Jangari. Padahal dilokasi tersebut ada alat berat yang bisa digunakan.

“Alat berat ada, tapi tidak digunakan malahan dipakai untuk mengambil air menyiram lahan pertanian yang dipinggir perairan,” kata Adam.

Dia menjelaskan, alat berat yang disediakan di lokasi coklat seharusnya difungsikan untuk menggeruk sampah tapi kenyataannya berbeda.

“Fungsi alat berat berbeda dengan yang seharusnya dilakukan. Bahkan, alat berat hanya jadi pajangan tidak digunakan untuk pengerukan sampah,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.