Lakukan Terobosan, Disdukcapil Temui Warga ke Rumahnya

 CIJERUK –  Guna mengejar target capaian pencetakan akta lelahiran Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disduk Capil) wilayah Cijeruk. Harus terjun langsung kelapangan menjemput bola, mengingat jarak yang cukup jauh yang harus ditempuh masyarakat untuk ke kantor pelayanan UPT.


“Alhamdulillah kami dari Target 11 ribu, capaian 12. 815 orang pemohon akta lelahiran tahun 2022. Sementara untuk mencapai angka tersebut, kami harus turun menjemput bola,” kata Yaneu Isnawati Kepala UPT Disdukcapil Cijeruk Kepada Pakar.


Menurut dia, kantor UPT Pelayanan Disdukcapil Cijeruk melayani empat Kecamatan, yakni Cigombong, Cijeruk, tamansari dan Ciomas. Sementara, jarak tempuh dari Ciomas dan taman sari lebih jauh sehingga warga lebih memilih ke dinas langsung.


“Jika hanya melayani menunggu dikantor saja, target tidak akan tercapai, karena rata rata satu hari dikantor 50 orang pemohon akta kelahiran. Sehingga kami turun langsung ke desa desa khususnya diwilayah Ciomas, guna memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ungkapnya.


Dia mengaku, dalam proses pembuatan akta kelahiran itu satu hari jadi dan bisa ditunggu jika persyaratannya sudah terpenuhi sehingga tidak ada kekurangan persyaratan.


“Yang menjadi lambat dan tidak ditunggu itu akibat peryaratan nya belum terpenuhi, minyalna ada perbedaan hurup antara di kartu keluarga dan KTP. Naaah, itu disistem tidak bisa, harus dirubah dulu dan disamakan nama keduanya, beda satu hurup saja tidak bisa karena istem kita langsung terhubung dengan dirjen Disdukcapil dikementrian,” ungkapnya.


Sementara itu kata dia, masyarakat tidak memahami walaupun sudah dijelaskan nama tanggal lahir di ktp dan KK harus sama. Sehingga dianggapnya UPT yang mempersulit. “Ketika data ada perbedaan maka tidak bisa kami proses karena sistemnya yang menolak, jadi harus ada perubahan dulu. Kalau sudah lengkap datanya satu hari jadi dan bisa ditunggu,” tegasnya.


Rohayati Kepala Tata Usaha UPT Disdukcapil Cijeruk menambahkan, pihak upt bukan hanya mendatangi desa akan tetapi mendatangi sekolah untuk pembuatan Kartu Indentitas anak (KIA), selain tujuannya mencapai target juga memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat.


“Kami tidak diam ditempat melainkan kami turun kelapangaan. Satu desa dua sampai tiga kali turun dalam satu minggu. Khusunya ke Tamansari dan ciomas. Sekolah juga kami datangi. Untuk mengantar akte anak dan KIA,” ucapnya.
Pihak desa juga kata dia lagi, mereka difasilitasi dengan mobil siaga untuk mengantar warganya ke lantor UPT.


“Kalau biaya administrasi sesuai dengan perda Rp 10 ribu, dan Satu hari langsung jadi bagi yang lengkap. Makanya Ketika ada ketidak cocokan, sistem langsung yang menolak dan tidak bisa diproses. Makanya warga harus memamahi itu karena kami bekerja sudah canggih,” pungkasnya. UJG
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.