Jadi Sorotan, Pemkab Cianjur Abaikan Permasalahan Migran Indonesia

CIANJUR – Ketua DPW Forum Perlindungan Migran Indonesia (FPMI) Jawa Barat Dhani Rahmad menilai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur terkesan mengabaikan permasalahan PMI yang diberangkatkan secara Ilegal. Bahkan, tidak ada upaya mengatasi masalah yang dialami PMI.

“Saya meminta agar Pemkab Cianjur untuk lebih peduli terhadap nasib PMI yang selama ini cenderung terabaikan, dan dari Disnakertrans Cianjur pun untuk mengambil tindakan, bukan cuman berkunjung saja,” kata Dhani.

Hingga sejauh ini, lanjut dia, Pemkab Cianjur dalam upaya menekan angka PMI yang diberangkatkan secara unprosedural tidak tidak efektif. Bahkan jumlah PMI dari Cianjur yang diberangkatkan secara ilegal jumlahnya terus bertambah.

“Dari tahun ke tahun PMI ilegal dari Cianjur jumlahnya malah semakin banyak. Makanya kita mohon kepada Pemkan Cianjur untuk mentertibkan PMI yang diberangktkan secara ilegal, artinya pak Bupati harus lebih peduli,” ucapnya.

Ia meminta, Pemkab Cianjur untuk lebih tegas dalam mentertibkan pemberangkatkan PMI ilegal, seperti membuat Peraturan Daerah (Perda) berikut dengan sanksinya.

“Pemerintah berhak untuk menerbitkan aturan, supaya masyarakat Cianjur terbebas dari PMI ilegal. Selain itu juga Disnakertrans berhak untuk melakukam sosialisasi terkait cara sebagai PMI yang legal,” katanya.

Dirinya menyebutkan selama priode Januari 2023 hingga 2024 tercatat ada sebanyak 1.400 aduan PMI ilegal yang bermasalah di negara penempatan.

“Dari jumlah aduan yang kami terima itu, sekitar 35 persen merupakan warga Cianjur. Bahkan sampai saat ini pun ada PMI yang terlantar selama puluhan tahun dan tidak bisa pulang,” kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Rina Nurmarina (42) seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kampung Sukabakti RT 05/05, Desa Sukamanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, viral di Media Sosial (Medsos) menjadi korban tindak kekerasan dan percobaan pemerkosaan di Kota Erbil Irak.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Rina didiuga menjadi korban majikannya di tempat ia bekerja di Kota Erbil Irak. Dalam rekaman video berdurasi 51 detik tersebut Rina menunjukan sejumlah luka memar dibeberapa bagian tubuhnya, seperti di wajah, tangan, dan punggung.

Sedangkan pada video yang berdurasi sekitar 1 menit 38 detik tampak Rina tengah berjalan tidak normal, dengan suara serak. “Halo nama saya Rina. Saya diberangkatkan dari Sukabumi oleh sponsor yang bernama Pak Apud. Saya sering dipukul oleh majikan,” kata Rina dalam rekaman video. BNM/NDI/SYA

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.