Ini Penjelasan Dirut Perumda Pasar Tohaga Soal Kenaikan Harga Beras


MEGAMENDUNG – Tingginya harga gabah yang mencapai Rp 7 ribu perkilo, bahkan harga beras perkilo mencapai angka Rp 17 ribu dikeluhkan sejumlah pedagang dan masyarakat. Mereka mengaku, akibat dari persoalan itu hingga terjadi melambungnya harga beras. Bahkan Perumda Pasar Tohaga tidak menerima pasokan beras Sarita makmur dari petani sejak Oktober 2023.

Tingginya harga beras tersebut di benarkan Direktur PD. Pasar Tohaga Haris Setiawan. Menurutnya, saat ini Perumda Pasar Tohaga sejak 4 bulan lalu tidak menerima pasokan beras dari petani akibat melambungnya harga beras dan gabah. “Sejak 4 bulan lalu, kami tidak menerima pasokan beras dari petani, yang biasanya 85 ton pasokan dari petani untuk beras sarita makmur,” kata Dirut Perumda Pasar Tohaga, Haris saat dihubungi Pakar.


Dia menjelaskan, harga gabah dari petani yang biasanya Rp 4,7 ribu kini mencapai Rp. 7 ribu per kilo, sehingga berdampak kepada tingginya harga beras yang mencapai Rp 17 ribu. “Harga beras sekarang gila gila an, mencapai 17 ribu per kilo. Petani tidak ada yang memasok beras, walaupun ada paling 5 ton jauh dari kuota kebutuhan PD. Pasar untuk Sarita makmur sebanyak 85 ton,” ucapnya.


Dampak dari tidak adanya pasokan, sejak 4 bulan lalu Perumda Pasar Tohaga tidak menyuplai beras  Sarita Makmur yang biasanya setiap bulan bulan rutin. “Sudah hampir empat bulan kami tidak produksi beras sarita makmur, mau bagaimana tingginya harga gabah berdampak tingginya beras,” jelasnya.


Dia berharap harga beras dan gabah bisa kembali stabil, sehingga produksi Beras sarita makmur bisa kembali berjalan dan membantu para petani. Sementara itu sejumlah pedagang beras mengaku, harga beras melambung tinggi bahkan beras terendah Rp 12.500 perliter. Dan tertinggi hingga 15 ribu perliter. “Untuk ukuran 20 kilo harganya 390 hingga 400 Ribu, kami bingung untuk menjualnya, memang ada yang aga murah namun kualitasnya kurang bagus,” ujar Deden salah satu menjual beras di kawasan Megamendung.


Dia mengaku, tingginya harga beras tersebut membuat kesulitan pedagang mendapat pasokan dan mengecer kepada warga pembeli. Karena lanjut dia harga beras meningkat sangat tajam, sehingga membuat kaget semua warga. “Jujur kami sebagai pedagang bingung menjualnya, walaupun ada yang bisa di ecer Rp 12 ribu per liter. Sebelumnya hanya Rp 8 sampai 9 ribu. Yang dulunya Rp 10 ribu sekarang bisa 15 hingga 17 ribu,” ungkapnya. UJG
 
 
 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.