Dinkes Cianjur Klaim Kasus DBD Turun Dari Tahun Lalu

CIANJUR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur mencatat ada sebanyak 8 orang pasien yang terjangkit demam berdarah dengue (DBD) hingga, meninggal dunia. Angka kematian akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut, tercatat selama dalam kurun waktu lima bulan terakhir tahun 2024 ini. Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal, mengaku seiring mulai berubahnya cuaca dari hujan menuju kemarau, kasus DBD mengalami penurun dibanding tahun – tahun sebelumnya. Tapi bukan berarti kewaspadaan terhadap potensi penjangkitannya jadi berkurang.


“Memang selama ini, kami masih terus berupaya menurunkan angka kasus DBD. Terjadinya perubahan iklim, yang mana curah hujan juga sudah mulai menurun, tentu akan membantu. Mudah-mudah bisa terus terkendali karena sampai saat ini sudah ada delapan kasus kematian (akibat DBD),” ujar Yusman kepada awak media Rabu (5/6/2024).


Menurutnya, korban meninggal dunia akibat DBD, mayoritas rata-rata menyerang anak-anak hingga remaja. Rentang usianya kisaran antara 5-14 tahun. “Iya memang diperkirakan kurang lebih 70% angka kematian di usia kelompok anak-anak dan remaja,” katanya.


Selama bulan Mei 2024 ini, kata Yusman, DBD rata-rata mencapai 20 kasus per hari. Namun angkanya relatif turun dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Hal ini, berdasarkan data ini terhimpun Dinkes Cianjur dari lima rumah sakit yang ada di Kabupaten Cianjur,” ungkapnya.


Dia mengatakan jika daerah rawan penyebaran DBD selalu berbanding lurus dengan populasi penduduk di suatu wilayah. Artinya, DBD biasanya terjadi di daerah yang padat penduduk. “Salah satu contohnya seperti di wilayah utara dan tengah yang padat penduduknya. Di antaranya seperti Kecamatan Cianjur ataupun Cipanas dan Karangtengah yang memang jadi basis tertinggi,” terangnya.


Dikatakan Yusman, berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Barat, semua kota dan kabupaten di wilayah itu merupakan endemik DBD. Karena itu, lanjut Yusman, di Jawa Barat semua wilayah kota dan kabupaten serentak meluncurkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

“Hingga saat ini, kita memang masih terus melakukan gerakan bersama untuk PSN. Itu diinisiasi oleh provinsi. Kasusnya jadi konsentrasi Pemprov Jabar karena semua wilayah dinyatakan endemik DBD,” pungkasnya. BNM/NDI/SYA

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.