CISARUA – Kemacetan di kawasan Puncak saat uji coba ganjil genap (Gage) tidak hanya dirasakan di jalan protokol saja, tapi di sejumlah ruas jalur alternatif di Kecamatan Cisarua mengalami hal serupa. Bahkan, macet di jalan tikus ini lebih parah dari jalan utama.
Kemacetan parah di jalur alternatif terjadi di jalan Hankam Desa Leuwimalang, jalan Cilember-Jogjogan dan jalan Citeko-Cisarua serta jalan alternatif Kongsi Kelurahan Cisarua – Batulayang.
Sementara, di jalan utama kemacetan hampir merata dimulai simpang Gadog hingga Taman Safari Indonesia (TSI).
Pengguna jalan asal Depok, Iswandi mengaku akan pulang ke Depok selesai berlibur di vila di kawasan Citeko.
Namun belum satu kilometer dari vila yang ditempatinya, mobil sudah tidak bisa bergerak alias macet total tidak bergerak. Sementara, dari arah berlawan tidak ada kendaraan roda empat yang melintas hanya kendaraan roda dua saja
“Saya yakin di depan kendaraan yang mau masuk dan keluar terkunci hingga tak bisa bergerak,” ujar Iswandi.
Kondisi jalan Kabupaten Bogor yang rata-rata memiliki lebar 3 meter dirasa tidak.cukup saat di kedua jalur keluar masuk kendaraan. Belum lagi roda dua yang main masuk saja. “Saya sudah setengah jam di jalur alternatif Citeko ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Rumpun Hijau Institut, Sunyoto mengatakan, banyak vila serta objek wisata alam di pedalaman desa di kawasan Puncak membuat volume kendaraan sangat tinggi di jalur alternatif ini.
Akibatnya, di waktu tertentu khususnya di akhir pekan Kemacetan pasti akan terjadi.
“Maklum jalan kabupaten Bogor ini kecil, dan kendaraan yang masuk jalan alternatif banyak, jadi tak heran jika jalur alternatif di kawasan Puncak alami macet parah,” ujar Sunyoto.
Ia menambahkan, uji coba ganjil genap di jalan raya Puncak tidak efektif bisa mengendalikan volume kendaraan. “Contohnya hari ini macet sampai ke jalan alternatif, ini kan berarti di jalan utama macet parah,” tandasnya. =YUS
