Banyak Warga Cium Aroma Bau Bangkai di Lokasi ini, Berharap Petugas Segera Lakukan Penggalian

Dilokasi inilah di Kampung Cibagoak Tanjungsari, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, banyak warga yang mencium aroma bau bangkai dan berharap agar petugas segera melakukan penggalian pada reruntuhan material longsor. Jefry | Pakar

LEUWILIANG – Kondisi wilayah Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang yang porak poranda diterjang longsor dan banjir bandang, hingga saat ini masih terdapat sejumlah wilayah terisolir. Sebab, reruntuhan material longsoran telah menimbun dan merusak akses-akses jalan warga. Bahkan, aliran listrik pun padam karena banyak tiang penyangga kabel listrik yang putus.

Beberapa titik lokasi kerusakan infrastuktur yang diterjang longsor dan banjir bandang. Bahkan suasana tidak mengenakan juga terjadi di beberapa titik, warga mencium aroma bau busuk ketika melintas di lokasi reruntuhan yang tertimbun longsor. Seperti di Kampung Tanjungsari, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang.

Sejumlah warga yang melintas lokasi itu mengaku mencium aroma bau bangkai. Entah, apakah bau bangkai itu berasal dari hewan ternak milik warga yang tertimbun longsor, atau bau bangkai dari tubuh manusia yang menjadi korban saat kejadian longsor dan banjir bandang.


Asep (37) warga Kampung Cibagoak Tanjung Sari RT 02/ RW 07, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, mengaku saat dirinya melihat kondisi kerusakan akibat longsor di dekat rumahnya yang rusak berat diterjang longsor, ia mengaku mencium bau busuk seperti bau bangkai yang cukup menyengat disekitar pinggiran jalan yang saat ini masih terkubur material longsoran.


“Bukan saya saja yang mencium bau busuk tersebut, tapi juga dialami oleh beberapa warga yang ingin mencari kebenaran adanya aroma bau busuk tersebut. Saya dan warga bingung mencari asal muasal bau bangkai itu, karena banyak material tanah dari reruntuhan longsor disini dan belum dibersihkan,” ungkap Asep.


Senada dengan Asep, Supardi, warga Tanjungsari RT2, RW7, membenarkan, soal adanya bau busuk itu memang sudah di informasikan oleh beberapa warga. Ketika warga melintas di jalan yang tertutup longsor itu, aroma bau busuk sangat menyengat. “Tolong kepada tim SAR dan kepolisian untuk segera di cek kebenarannya. Banyak warga mencium bau busuk disana,” tutur Supardi sembari menunjukan lokasi bau busuk itu kepada wartawan Pakar Online.


Supardi menjelaskan, akibat bencana longsor di Tanjungsari, ada 5 rumah warga hancur, 40 ekor kambing mati terkubur, satu unit mobil terbenam, dua bangunan kandang ayam besar milik warga dan isinya porak poranda. Ia juga mengungkapkan bahwa bencana longsor di Tanjungsari pernah terjadi pada tahun 1982 lalu, namun longsor kali ini merupakan longsor yang benar-benar dahsyat dialami warga.  Terhitung ada 14 titik longsoran yang saat ini masih mengubur jalur Tanjungsari ke Cianteun sejarak 6,5 kilometer dan masih belum ditangani evakuasinya.


“Semoga bau busuk yang tercium ini merupakan bau bangkai dari hewan-hewan ternak milik warga yang tertimbun longsor pada saat kejadian,” ujarnya.


Sementara, terkait adanya informasi bau busuk diseputar longsoran di Blok Kampung Cibagaok, Encep Ketuk Ketua Tim Desa Tangguh Bencana (Desatana) Puraseda mengimbau pihak Kepolisian, Tim SAR, Tagana, dan semua relawan untuk bersama sama melakukan penggalian di sekitar lokasi yang di informasikan warga tercium bau busuk. “Hal ini untuk membuktikan benar atau tidaknya bau busuk tersebut berasal dari jasad warga yang menjadi korban longsoran.” pungkasnya. JEF

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.