Rudy dan Iwan, Matahari Kembar yang Berpotensi Jadi Bumerang Gerindra di Pilkada Kabupaten Bogor

Kolase Iwan Setiawan dan Rudy Susmanto. IST

CIBINONG – Nama Rudy Susmanto belakangan ramai jadi perbincangan usai sejumlah kalangan mendukung dirinya untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kabupaten Bogor.

Rudy, yang saat ini menduduki jabatan sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bogor itu meraih suara yang memuaskan pada Pileg 2024 yakni sebanyak 132.032 suara. Jumlah tersebut diklaim sebagai raihan terbanyak di Kabupaten Bogor.

Tak hanya itu, dukungan Rudy akan maju di Pilkada Kabupaten Bogor tersebut juga karena dia menduduki jabatan cukup strategis di Partai Gerindra, yakni Wakil Sekjen DPP Gerindra.

Namun kondisi tersebut seperti matahari kembar di dalam tubuh Partai Gerindra. Seperti diketahui, selain Rudy ada nama Iwan Setiawan yang menjabat sebagai Ketua DPC Gerindra Kabupaten Bogor.

Tak hanya sebagai pimpinan di partai, Iwan juga pernah menjadi kepala daerah di Kabupaten Bogor. Menjadi Wakil dari Ade Yasin sebelum akhirnya ditetapkan sebagai Bupati Bogor pada periode 2019-2023.

Kondisi ini pun menjadi sorotan
Pengamat Politik dari Universitas Djuanda (Unida) Bogor, Gotfridus Goris Seran.

Seran menyebut Rudy dan Iwan merupakan dua wajah potensial dalam Pilkada Kabupaten Bogor.

Seran menilai, keduanya memiliki gengsi dan rekam jejak yang seimbang untuk sama-sama mendapatkan restu ketua Umum partai Gerindra, Prabowo Subianto, untuk maju di Pilkada.

“Iwan ketua DPC Gerindra dan mantan Bupati. Sementara Rudy Susmanto ketua Bapilu Gerindra yang juga ketua DPRD Kabupaten Bogor,” kata dia kepada wartawan, Kamis 14 Maret 2024.

Keduanya, lanjut Seran, punya kontribusi besar terhadap kemenangan Partai Gerindra dalam dua pemilu terakhir. Pemilu 2019 Gerindra bisa meraih 14 kursi dan Pemilu 2024 12 kursi.

“Dengan kemenangan ini, Partai Gerindra tampil sebagai kekuatan politik signifikan di Kabupaten Bogor. Akan tetapi dengan kemenangan ini, Iwan Setiawan punya nilai lebih karena Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Bogor,” papar dia.

Namun menurutnya, memiliki dua kader potensial tidak selalu diartikan sebagai keuntungan. Iwan dan Rudy akan menjadi dilema besar untuk partai Gerindra jika keduanya ngotot untuk maju di Pilkada Kabupaten Bogor.

Sebaliknya, Seran menyebut bahwa kondisi itu berpotensi menimbulkan bumerang dan perpecahan di dalam internal Gerindra. Terlebih, beberapa kader sudah bermunculan mendukung salah satu dari keduanya.

“Perpecahan ini memunculkan faksi di tubuh Partai Gerindra Kabupaten Bogor: faksi Iwan vs faksi Rudy. Gejolak ini membuat sejumlah kader terpecah ada yang ke Iwan dan ada yang ke Rudy,” papar dia.

Partai Gerindra, lanjut dia, harus berhati-hati pada gejala perpecahan ini. Sebab, akan berdampak buruk bagi kemenangan Gerindra di Pilkada.

Tak hanya itu, lanjut Seran, kesolidan antar kader partai juga akan memburuk jika Gerindra salah langkah dalam menentukan siapa kader yang akan mereka majukan pada Pilkada Kabupaten Bogor.

“Perpecahan ini tentu tidak diinginkan Prabowo, karena akan berdampak buruk terhadap soliditas dan kekuatan partai. Dampak lainnya adalah melemahkan citra partai di mata masyarakat Kabupaten Bogor, yang akan memilih calon bupati Bogor dalam pilkada 2024. Dampak buruk ini akan mempengaruhi pencapaian kemenangan dalam Pilbup Bogor,” tandasnya. =MAM

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.