Lagi, Terduga Teroris di Kabupaten Bogor Ditangkap Kali Ini di Dramaga

Ilustrasi terduga teroris ditangkap di Dramaga, Kabupaten Bogor. IST

DRAMAGA – Lagi, Tim Densus 88 mengamankan terduga teroris di Kabupaten Bogor. Kali ini, hal tersebut terjadi di Kampung Setu Leutik, RT 02/ RW 06, Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

Ketua RT 02, Iskandar membenarkan perihal penangkapan tersebut. Kata dia, terduga teroris yang diketahui berinisial HS itu diamankan petugas sekitar pukul 11.09 WIB.

“Benar, saya juga ikut mendampingi penggeledahannya,” kata Iskandar kepada wartawan, Kamis (16/11/2023).

Ada sejumlah barang yang disita oleh petugas di dalam kontrakannya itu. Seperti samurai, buku-buku dan pisau lipat.

Dia menjelaskan, HS merupakan warga baru yang mengontrak di wilayahnya. Terduga teroris itu baru dua bulan berada di kampung tersebut.

“Sekitar 2 bulan. Dia mengontrak. Karena setahu saya dia lamanya itu di RT 1,” ungkap Iskandar.

Pada saat penangkapan, terduga HS hanya seorang sendiri karena pada saat yang sama sang istri tengah mengantar anaknya bersekolah Paud di bilangan Dramaga.

“Anaknya ada 7 semuanya, 2 sudah dewasa kalau gak salah di pesantren dan 5 itu masih kecil-kecil,” terang Iskandar.

Iskandar mengaku tak menyangka warganya tersebut terafiliasi pada jaringan teroris. Sebab, keseharian HS adalah seorang pedagang tahu keliling.

“Tadi pas dateng banyak petugas, ada puluhan bahkan mobilnya pun sekitar 3. Gak nyangka lah, karena yang bersangkutan itu penjual tahu sehari-harinya,” tuturnya.

Diketahui, penangkapan terduga teroris di Kabupaten Bogor ini adalah hal yang kesekian kalinya terjadi. Sebab belum lama ini, petugas Densus 88 juga diketahui mengamankan terduga lain di beberapa wilayah. Seperti di Tamansari, Ciawi dan Cibinong.

Di Cibinong, i tepatnya di Kelurahan Pondok Rajeg, RT1/ RW 8,
tim Densus 88 mengamankan sejumlah barang bukti dari tangan terduga teroris berinisial DM alia AT. Yakni berupa benda tajam dan sejumlah buku.

“Yang saya liat itu sajam, itupun kata istrinya dagangan, (jumlahnya ) banyak juga. Buku-buku ada beberapa biji, tebal-tebal saya juga gak paham itu buku apa,” ungkap Ketua RT 1, Agus.

Agus menyebut bahwa DM sudah tinggal di wilayahnya sejak 2019. Namun yang mengherankan, kata dia, DM yang diketahui bekerja sehari-hari sebagai driver ojek online (ojol) tersebut memiliki rumah yang cukup megah di Cibinong.

“Kerjaannya ojek online kalau engga salah, tinggal sama anak istrinya, anaknya kurang tau ada 2 apa 3,” terangnya.

Di lingkungannya, kata Agus, DM tidak cukup bergaul dengan masyarakat. Dia tidak berbaur dan jarang sekali berkumpul.

“Kalau kesehariannya setahu saya memang dia itu kurang bergaul di lingkungan itu, agak tertutup lah. Kalau boleh dibilang saya juga enggak tau orangnya yang mana, wajahnya engga terlalu hafal,” tambah Agus.

Agus pun menegaskan, terduga teroris ini diamankan di luar wilayah administrasinya.

“Yang saya dengar ditangkap di luar, di sini cuma penggeledahan saja, saya diinfokan tuh buat dampingi,” paparnya.

Pada saat kejadian penggeledahan, lanjut Agus, warga sempat kaget melihat banyaknya petugas yang datang ke rumah tersebut. Bahkan penduduk setempat sempat mengira rumah tersebut digeledah lantaran penghuninya diduga terlibat kasus narkoba.

“Ke depan akan diperketat lagi, saya perhatikan lagi biar engga terulang lagi, saya juga ngeri sih, ke depannya buat antisipasi warga pendatang baru harus diketatkan, mencegah jangan sampai terjadi lagi,” tuturnya.

Hal serupa juga sebelumnya ada di wilayah Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor tepatnya di Kampung Jami RT 01/ RW 04, Desa Sukajaya.

Di wilayah ini, tim mengamankan terduga teroris berinisial JM.

“Barang bukti berupa buku-buku (semacam kitab), hp 4, laptop,” ujar
Ketua RW 04, Mardi Baja.

Dalam penangkapan itu, kata dia, sempat terjadi kejar-kejaran antara
petugas Densus 88 dengan terduga JM.

“Saya juga dengar begitu, kita juga lagi nongkrong di sini (Indomaret) saya juga kaget mendengarnya,” imbuhnya.

Kemudian untuk di wilayah Ciawi, tepatnya di Desa Banjarwangi, ada tiga terduga teroris yang diamankan.

Namun, Kepala Desa Banjarwangi, Prasetyo, mengaku bahwa ketiganya bukan merupakan warga asli Banjarwangi, melainkan hanya pendatang yang bekerja di wilayah tersebut.

“Yang di pegang (Densus 88) itu bukan warga kami, tiga tiganya itu hanya seorang pekerja,” kata Prasetyo.

Prasetyo menuturkan, bahwa pengurus wilayah setempat tidak pernah melihat orang orang tersebut. Dan belum pernah malaporkan ke pada RT Setempat.

“Karena baru mungkin belum sempet lapor ke RT, bahkan RT saya pun baru melihat, bahwa disitu ada orang itu,” tuturnya. =MAM

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.