Jiwa Kepahlawanan: SDM yang Unggul melalui Pendidikan

Maria Fitriah, Dosen Prodi Sains Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Djuanda. IST

Oleh: Maria Fitriah
Dosen Prodi Sains Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Djuanda

Pentingnya Kualitas Sumber Daya Manusia sebagai Pahlawan Pendidikan
Hari pahlawan yang tepat jatuh pada 10 November ini sangat perlu kita refleksikan dalam maknanya. Bukan hanya peringatan rutin sebagai simbol sejarah perjuangan Indonesia.

Namun harus kita pandang melalui implementasi kehidupan kita sebagai Bangsa Indonesia dengan tekad dan pengorbanan para pahlawan nasional. Salah satu aspek makna dari peringatan Hari Pahlawan yaitu bidang pendidikan.

Aspek pendidikan merupakan pilar penting untuk mengoptimalkan modal Sumber Daya Manusia (SDM). Tanggung jawab kita sebagai intelektual dalam perangi kebodohan dengan mencerdaskan generasi penerus.

Kesejahteraan masyarakat Indonesia dapat tercapai melalui pendidikan.
Pendidikan dapat dikatakan sebagai indikator keberhasilan suatu bangsa. Melalui pendidikan, kita dapat bangkit sebagai pahlawan dari keterpurukan dan ketertinggalan. Pahlawan tidak hanya berjuang secara fisik, tetapi berjuang mencapai kemajuan bangsa. Oleh karena itu, kita sebagai agent of change dalam mewujudkan perubahan pembangunan.

Ada pun nama-nama pahlawan dalam pendidikan yaitu K. H. Hasyim Asy’ari, K H. Ahmad Dahlan, R.A. Kartini, Dewi Sartika, dan Rohana Kudus. Namun tidak hanya lima orang tersebut, kita yang memiliki jiwa kepedulian dan kesadaran tinggi terhadap arti pentingnya pendidikan pun layak dikatakan pahlawan. Kita harus memiliki semangat tinggi dalam mengisi kemerdekaan sama halnya dengan semangat pahlawan yang memperjuangkan tanah air Indonesia.

Peningkatan mutu pendidikan menjadi tugas kita bersama. Maka di sini penting memotivasi dalam hal pengetahuan dan keterampilan. Bekal pengetahuan dan keterampilan dapat membangun kualitas SDM. SDM yang unggul menjadi modal untuk siap berdaya saing di era globalisasi ini.

Jiwa Pahlawan dalam Diri Generasi Muda

Sepatutnya generasi muda memiliki kesadaran tinggi dalam mengenyam pendidikan, baik pendidikan formal maupun nonformal. Sungguh prihatin jika pendidikan hanya dianggap formalitas. Terkikisnya jiwa kepedulian dalam mendongkrak perubahan. Kesibukan masa muda dengan kesenangan semu membuat terabaikannya waktu yang dilalui untuk nilai manfaat.

Kurangnya kesadaran untuk menggali potensi mengasah pengetahuan dan keterampilan membuat perlahan mengikis semangat jiwa kepahlwanan. Seharusnya nilai-nilai semangat jiwa kepahlawanan pada generasi muda ditanamkan untuk memberikan manfaat dari hasil ilmu yang dipelajari.

Generasi muda hendaknya memperlihatkan wujud nyata dalam jiwa yang bergejolak keingintahuan tinggi pada hal-hal positif. Kontribusi pada pembangunan sangat dinanti dari sebuah pemikiran gagasan dan tindakan generasi muda. Janganlah menjadi sosok yang pasif.

Namun sebaliknya, jadilah sosok yang bergerak dengan semangat pahlawan untuk masa depan.
Nasib diri kita ada di tangan kita sendiri yang tentu agen perubahan bukanlah cap belaka. Pahlawan untuk diri dan negeri ini sebagai bangsa Indonesia. Sebagai generasi muda, hargai perjuangan kemerdekaan dengan mengukir prestasi dalam pengembangan diri.

Tentunya perlu juga analisa dalam mencermati sesuatu untuk mengasah pola pikir generasi muda. Dengan demikian, muncul kritis tajam yang dapat melatih kreativitas dan inovatif. Tantangan yang berliku memang harus dihadapi, bukan dikeluhkan. Bagaimana bisa dikatakan pahlawan jika generasi muda mudah menyerah?

Generasi muda adalah sumber harapan bangsa dalam memerangi kemiskinan dan kebodohan. Tidak ada orang bodoh, tetapi yang ada hanyalah orang malas. Tidak ada yang tidak mungkin dengan kegigihan semangat juang. Kualitas pendidikan ditentukan dari kualitas SDM. Maka pentingnya memiliki sikap optimis menjadi kontributor di setiap peluang yang ada.

Bukan berdiam diri dan menunggu dorongan dari luar.
Mari kita lakukan apa yang kita bisa berikan manfaat untuk negeri. Percaya diri dan berani mencoba menjadi kunci motivasi diri. Bagaimana mungkin kita bisa membuat bangga negeri tanpa upaya apa-apa?

Pendidik adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Tidak hanya familiar dengan sebutan pendidik adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Itulah benarnya bahwa mereka telah berjasa tak terhingga dengan pengorbanan berjuang dalam dunia pendidikan. Tak ada yang bisa pantas diucapkan selain “beribu terima kasih”.

Sosok yang gigih mampu menanamkan nilai-nilai moral dalam pendidikan.
Tak bisa kita membalasnya selain dengan kebanggaan dalam bersikap dan berprestasi. Kadang kita berucap dan bertindak tak pantas dilontarkan kepada sosok pahlawan yang membentuk diri kita “menjadi orang”.

Seringkali tidak paham yang telah begitu sabar menuntun kita dari yang tidak tahu menjadi tahu. Kekuatan fisik dan mental secara adaptif memperjuangkan pendidikan yang berkualitas.

Perkembangan yang dinamis sebagai tantangan yang perlu mendapatkan apresiasi menegakkan pendidikan.
Dosen sebagai profesi pendidik memberikan penanaman nilai-nilai kepahlawanan membangun negeri pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Kontribusi terhadap pembangunan sosial kepada generasi penerus dan stakeholder sesuai kompetensi dalam memaknai perjuangan pahlawan.
Upaya mewujudkan generasi penerus sebagai SDM yang unggul melalui pendidikan dan pengajaran. Pembentukan karakter yang mulai pudar merupakan tantangan pendidik untuk mewujudkan perubahan karakter yang kuat.

Tidak hanya materi pembelajaran, namun nilai-nilai pada prosesnya pun sangat dibutuhkan penanaman pada diri generasi. Dalam hal materi keilmuan, adanya kolaborasi teori dan praktik dalam pendidikan dan pengajaran dapat lebih meningkatkan mutu pendidikan. Kini pendidikan dan pengajaran telah diperkenalkan dalam dunia industri.

Tidak hanya pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dapat memberikan nilai manfaat ini merupakan tindakan kepahlawanan untuk melakukan perubahan lebih baik. Sikap pahlawan yang ditumbuhkan melalui proaktif dalam temuan-temuan penelitian dan berinovasi dalam mengabdi. Akhirnya akan ada perubahan pengetahuan dan keterampilan yang dapat mencapai peningkatan kesejahteraan sosial.(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.