Fadli Zon Nyoblos Sekaligus Nostalgia Di TPS 13 Cisarua

CISARUA – Wakil ketua umum Partai Gerindra, Fadli Zon, tidak hanya sekadar melakukan pencoblosan di TPS 13 Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Ia juga nostalgia masa kecilnya dengan mencatat momen pertamanya memberikan suaranya di era reformasi.


“Jadi kebetulan ini pertama kali saya di era reformasi ini, milih di kampung saya sendiri dulu, jadi saya sudah mencoblos di sini kemudian habis itu ziarah ke makam pahlawan nasional, (mantan) ketua umum PBNU bapak Idham Chalid,” ungkap Fadli Zon, ditemui Pakar usai melakukan pencoblosan.


Sebelumnya, Fadli Zon telah mengelilingi sejumlah TPS yang ada  di Wilayah Kecamatan Cisarua. Sekaligus melakukan pemantauan pelaksanaan pemilu. “Tadi saya juga sempat keliling ke beberapa TPS, mungkin ada 6 TPS di Cibeureum, juga di sini, karena tadi pagi hujan cukup deras, jadi kelihatannya agak terlambat. Jadi antrian menjelang siang masih padat, di Cibeureum juga tadi begitu, di sini juga begitu,” katanya.


Menurut dia, masyarakat menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam kontestasi politik tahun ini. “Tapi pada umumnya masyarakat antusias, masyarakat datang ke TPS sangat antusias, suasananya guyub, semuanya aman, damai, tidak ada kelihatan yang mencolok, ini memang pemilu damai, pemilu yang penuh persaudaraan, silaturahim, karena ini adalah kedaulatan rakyat, kita lihat nanti hasilnya, mungkin mulai dari quick count nanti sore mulai kelihatan gambarannya,” paparnya.


Fadli Zon juga menilai bahwa pemilu tahun ini lebih baik daripada tahun 2019 sebelumnya. “Kalau menurut saya sekarang jauh relatif lebih baik. Saya kira ini juga belajar dari pemilu-pemilu sebelumnya, semakin baik, dan tidak ada masyarakat yang merasa terintimidasi. Mungkin juga karena masa kampanye ini jauh lebih pendek, 75 hari, yang lalu hampir 8 bulan,” terangnya.


Terlepas dari perspektif umum, Fadli Zon juga merasa bahwa masyarakat, khususnya di Kecamatan Cisarua, tetap mempertahankan nilai-nilai dan hubungan sosial yang telah terjalin dari masa lalu. “Semua gembira, apalagi di kampung saya ini, banyak teman-teman, seperti saudara sendiri, ada guru ngaji saya di sini, tetangga, keluarga besar, karena saya dibesarkan di sini, kurang lebih 10 tahun, jadi semuanya masih ingat dan silaturahim selama ini jalan,” pungkasnya. UJG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.