Dukungan Jokowi ‘Final’?

Redaktur Pelaksana Harian PAKAR, Roy Andi. IST

Sejumlah petinggi partai dan tokoh yang pendukung pasangan Capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menegaskan, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipastikan akan netral di perhelatan Pilpres 2024, meski beberapa hari lalu mempertontonkan secara sengaja pertemuan yang dibarengi makan malam hanya berdua saja antara Jokowi dengan Prabowo Subianto.

Dan aksi ini bagi sebagian kalangan dinilai sengaja dipertontonkan ke muka publik, dan diduga untuk mempertegas dukungan Presiden Jokowi sebenarnya hanya untuk pasangan Prabowo-Gibran.


Hal ini menjadi wajar mengemuka, karena tentu kita juga tidak pernah akan lupa, bagaimana detik-detik Prabowo mendapatkan ‘pasangannya’ yakni Gibran jelang ditutupnya masa pendaftaran ke KPU.


Gibran ini lolos setelah ada putusan MK yang mengabulkan permohonan agar peserta pilpres minimal 40 tahun atau sedang dan pernah menjadi kepala daerah.


Lagi-lagi pikiran publik ‘melayang’ ke Presiden Jokowi yang menduga dan menilai masa dirinya tidak ikut-ikutan dalam menentukan putusan MK tersebut, dimana hakim ketuanya saja merupakan kerabatnya sendiri.


Dan pasca putusan yang meloloskan Gibran itu keluar, maka sang hakim ketua pun ‘kena sidang’ dan mendapatkan sanksi karena ada hal yang dilanggar dalam mengeluarkan putusan tersebut.


Hanya saja keikutsertaan Gibran tetap tak bisa diganggu gugat, karena sudah berproses pendaftaran di KPU.


Meski sulit, terlebih Gibran adalah anak kandung dari Jokowi. Namun, saya tetap dan sangat berharap agar Pak Jokowi tidak ikut campur atau cawe-cawe pada pilpres 2024 ini.
Sebagai presiden, sebaiknya Jokowi memastikan ajang pilpres berjalan secara jujur serta adil.


Dari pada sibuk mengumpulkan calon atau ketua parpol yang mendukung capres tertentu, tentu tak baik bagi pemegang kekuasaan karena bisa saja itu dianggap menunjukkan sikap tak netral.


Bagi saya, Pak Jokowi harus bisa menunjukan diri sebagai seorang negarawan yang sebenarnya.


Karena, jika terus ‘sibuk’ dan secara aktif melibatkan diri dalam pencapresan maka masyarakat akan curiga ada maksud terselubung.


Contoh-contoh kecurigaan ini ya misalnya, untuk mempertahankan kekuasaan, untuk menyelamatkan diri, untuk kepentingan keluarga atau kelompoknya, bisnis dan lain-lain.


Disaat pencoblosan tinggal satu bulan lebih ini, lebih baik Bapak Presiden Jokowi tak terlalu banyak ‘nongkrong’ atau berkumpul dengan para pimpinan parpol pendukung pemerintah, khususnya pendukung Prabowo-Gibran, apalagi di tempat yang difasilitasi negara.


Terlebih, ngumpulnya bukan membahas masalah kepentingan rakyat atau membicarakan program unggulan pemerintah di tahun ini.


Jika para aparatur sipil negara (ASN), TNI dan Polri dituntut alias wajib untuk netral dengan peraturan yang seabreg di Pilpres 2024 ini.
Maka, aturan tersebut tidak salah juga jika diberlakukan oleh atasan mereka (ASN, TNI, Polri), yakni oleh Bapak Presiden Jokowi.(*)
 
 
Penulis
Roy Andi
Redaktur Pelaksana Harian PAKAR
 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.