BBM Naik Saat Pemulihan Ekonomi, Mahasiswa Bogor Akan Geruduk Istana

Spanduk penolakan naiknya harga BBM di Kampus Unida Bogor. IST

CIAWI – Mahasiswa Universitas Djuanda (Unida) Bogor, memberi reaksi keras terhadap kebijakan pemerintah yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di tengah kondisi sulitnya ekonomi.

Meski mengaku tidak kaget dengan keputusan tersebut, Menteri Luar Kampus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unida, Ruben Bentiyan menegaskan jika naiknya BBM bukan lah solusi yang tepat.

“Sebetulnya kami tidak terlalu kaget, tapi ketika berbicara soal kecewa, sudah menumpuk di dalam dada,” cetus Ruben, Minggu (4/9/2022).

Dia menilai seharusnya pemerintah memiliki skala prioritas dalam hal tersebut. Salah satunya dengan menunda program atau proyek pekerjaan yang belum terlalu dibutuhkan. Misalnya menunda proyek Ibukota Negara (IKN) dan proyek strategis nasional lainnya.

Apalagi, kata dia, saat ini pemerintah terus menggembar-gemborkan soal pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19.

“Daripada mencabut subsidi dan menaikkan harga BBM, lebih baik menghentikan proyek IKN dan Proyek Strategis Nasional lainnya, lalu mengalih-gunakan anggaran tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lebih dulu,” tegas Ruben.

Unida Bogor pun secara lantang menolak kenaikan BBM tersebut. Ketegasan itu salah satunya terpampang dalam sejumlah spanduk bertuliskan penolakan kebijakan pemerintah di kampus mereka, Ciawi, Kabupaten Bogor.

Ruben menyebut, respon yang dilakukan pihaknya merupakan sebuah sikap. Bahkan, mereka pun berencana mendatangi Istana Bogor untuk melakukan demo, menolak baiknya harga BBM, Senin (5/9/2022).

“Maka kami dengan cara yang seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkonsolidasi pada Senin ini,” tuturnya.

“Kami menyatakan menolak keras kenaikan BBM dan akan kami respon kenaikan BBM ini dengan cara berbondong-bondong memenuhi Istana Bogor. Atas nama cinta dan perjuangan, semoga masih Hidup,” sambungnya menegaskan.

Sekedar diketahui, pemerintah resmi menaikkan harga BBM pada Sabtu (3/9/2022). Pengumuman itu langsung dipimpin oleh Presiden Jokowi.

Dalam kenaikan tersebut, pemerintah memutuskan harga subsidi dari Rp5.150 menjari Rp6.800 per liter. Lalu pertalite dari Rp7.650 menjari Rp10.000 per liter. Sementara pertamax nonsubsidi dari Rp12.000 menjadi Rp14.500 per liter.

Dalam keterangan resminya, Jokowi menjelaskan, kenaikan tersebut tak lepas daripada anggaran subsidi pemerintah yang sudah meningkat tiga kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun dan akan meningkat terus.

Namun pada kenyataan yang ada, kata dia, lebih dari 70 persen subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu, yaitu pemilik mobil pribadi.

“Mestinya uang pemerintah itu diberikan untuk subsidi bagi masyarakat kurang mampu. Subsidi harus menguntungkan masyarakat kurang mampu,” kata Jokowi. =MAM/AGE

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.