GUNUNGSINDUR – Jembatan Leuwiranji yang membentang di atas Sungai Cisadane, adalah akses penghubung antara Kecamatan Gunungsindur dan Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.
Saat ini, kondisi jembatan dengan lebar 6 meter dan panjang 115 meter tersebut, mulai banyak rusak. Kondisi kerusakan diantaranya hotmix aspal yang terkelupas sehingga rangka besi terlihat.
“Jembatan ini merupakan sarana infrastruktur vital bagi aktifitas masyarakat. Sudah seharusnya lebih diperhatikan dan segera diperbaiki kerusakannya,” cetus Junaedi Adi Putra, Ketua Umum Aliansi Gerakan Jalur Tambang (AGJT) kepada media ini, Senin (11/1/2021).
Kritik senada dilontarkan Ketua Himpunan Mahasiswa Rumpin (HMR) Ibnu Sakti Mubarok. Menurutnya, jika kerusakan pada jembatan Leuwiranji dibiarkan tanpa ada perbaikan secepatnya, maka kan berpotensi mengancam keselamatan warga. “Termasuk akan mengganggu aktifitas dan roda perekonomian masyarakat,” tandas Ibnu, sapaan akrabnya.
Dikonfirmasi hal ini, Candra Trikaya, Kepala UPT Infrastruktur Jalan dan Jembatan wilayah Parung Dinas PUPR mengatakan, pihaknya akan segera melakukan assesment awal secara visual guna mengetahui secara detail (rinci) kerusakan yang terjadi di jembatan Leuwiranji.
“Karena sebelumnya jembatan ini masuk area kerja UPT Leuwiliang, namun saat ini sudah masuk area kerja UPT Parung. Saya akan segera assesment ke sana,” ucap Candra Trikaya, Senin (11/1/2021).
Candra menjelaskan, rangkaian konstruksi jembatan Leuwiranji berbeda dengan jembatan Gerendong. Ia menuturkan, jembatan Leuwiranji menggunakan rangkai besi dan ditutup dengan plat baja lalu lapisan aspal hotmix, bukan coran beton.
“Intinya, petugas kami besok (12/1) akan langsung cek dan assesment awal kesana. Hasilnya akan kami laporkan ke bidang perencanaan pembangunan di Dinas PUPR,” janji Candra. =FRI