
CIBINONG – Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk menghidupkan kembali kawasan wisata Rindu Alam Puncak sebagai upaya pemulihan ekonomi, ditanggapi Bupati Ade Yasin.
Menurutnya, apa yang direncanakan Pemprov Jawa Barat sangat lah baik. Namun, dia berharap provinsi memenuhi janjinya untuk mengembalikan kawasan di eks Restoran Rindu Alam sebagai konservasi.
“Iya kan waktu tidak diperpanjang masa pakainya untuk restoran kan katanya mau dijadikan kawasan konservasi. Kalau untuk tetap jadi kawasan wisata biasa, di Puncak sudah banyak,” kata Ade Yasin, Minggu (17/10/2021).
Ade Yasin menilai, jika Rindu Alam dikembalikan sebagai kawasan konservasi, maka akan lebih memiliki banyak manfaat dalam upaya pengendalian banjir. Mengingat lokasi Rindu Alam dekat dengan Puncak Pass.
“Saya sih mendukung dikelola lagi oleh Pemprov Jabar karena itu kan memang aset mereka. Tapi kembalikan saja sebagai fungsi konservasi,” tegasnya.
Sementara, Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan menganggap Rindu Alam merupakan warisan sejarah. Tempat ini pertama kali didirikan di tahun 1970-an. Saat itu, restoran ini dibangun oleh Letjen TNI Ibrahim Adjie.
“Rindu alam itu kan heritage ya, sejarah, dari tahun 70-an sudah ada itu, jadi ikon Puncak juga,” ujar Iwan.
Dia menjelaskan, restoran yang berdiri di ketinggian 1.444 meter di atas permukaan laut itu pernah berhasil menarik minat pengunjung lokal maupun mancanegara.
Bahkan, sambungnya, Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dikabarkan kepincut dengan salah satu menu di Resroran Rindu Alam. Hal ini semakin membawa nama Rindu Alam dikenal di luar.
“Dulu juga nama Puncak sampai ke mancanegara, Obama pernah ngomong di Puncak itu ada restoran Rindu Alam, itu kan jadi mendunia,” ungkapnya.
Karena banyak menyimpan kenangan manis itu, Iwan sangat sepakat jika kawasan Rindu Alam dihidupkan kembali setelah tutup sejak awal tahun 2020.
Rindu Alam juga berada tepat di pintu masuk menuju Kabupaten Bogor dari arah Cianjur. Dihidupkannya kembali Rindu Alam akan menjadi gerbang yang cantik bagi siapapun yang masuk ke Bumi Tegar Beriman.
“Jadi dalam rangka meningkatkan daya tarik wisata, saya atas nama Pemkab Bogor menyambut baik rencana pengembangan kembali rumah makan atau kawasan Rindu Alam. Entah itu jadi tempat wisata kuliner, pusat oleh-oleh atau lainnya. Jadi masuk bogor disambut tempat yang asik,” ungkap Iwan.
Sehingga, kata dia, rencana tersebut perlu disambut dan diseriusi. Sebab jika dibiarkan terlalu lama, bangunan yang kini kosong tersebut akan menjadi kumuh. Iwan menilai bangunan yang ada pun masih kuat sehingga tak perlu membangunnya kembali dari awal.
“Daripada sekarang dikosongin jadi kumuh, sayang. Padahal tidak perlu dibangun kembali, bangunannya masih kuat. Sekarang pun walau sudah tutup tapi tetap saja jadi tempat nongkrong. Makanya saya setuju kalau Pemprov kolaborasi dengan Pemkab Bogor untuk pengembangan kembali tempat wisata Rindu Alam ini. Mungkin konsepnya juga bisa lain dari sebelumnya. Yang penting diaktifkan untuk kembali menjadi destinasi wisata,” terangnya.
Iwan berharap Rindu Alam tidak dihapus namanya. Rindu Alam menyimpan banyak cerita dan kenangan manis tak hanya bagi warga Bogor.
“Rindu alam jangan dihapus namanya. Daripada sekarang sayang jadi bangunan kosong nggak terurus. Rindu alam itu punya histori, ikon Puncak juga. Jadi tempat destinasi wisata sejarah juga bisa,” tandasnya.
Sekedar informasi, Pemprov Jawa Barat berencana menghidupkan kembali wisata di kawasan Rindu Alam dalam rangka pemulihan ekonomi pasca Covid-19.
Rencana itu diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum saat meninjau kawasan wisata Rindu Alam pada Senin 11 Oktober 2021.
“Pemprov Jabar berusaha memanfaatkan kembali daerah wisata Rindu Alam ini untuk meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah),” ungkapnya. =MAM