CIANJUR—Akibat minimnya alat komunikasi menjadi kendala bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur. Pasalnya, saat siaga satu menangani bencana dibeberapa daerah yang rawan tersebut, terkendala dengan alat komunikasi.”kata Sekertaris Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Rudi Wibowo kepada wartawan Rabu (1/12/2021).
Terlebih saat ini, lanjut Rudi, Kabupaten Cianjur siaga satu bencana. Seperti diketahui hal tersebut sering terjadi ketika tim BPBD terjun ke lapangan di beberapa wilayah rawan bencana yang ada diwiliyah Cianjur bagian selatan. Selain itu sulitnya jaringan di beberapa wilayah yang dikategorikan sebagai daerah “Blank Spot” juga kerap terjadi dialami oleh tim dilapangan.
“Memang yang menjadi kendala dilapang saat menangani bencana, adalah sulitnya melaporkan kejadian. Kesulitan alat komunikasi tersebut, sering terjadi ketika ada kejadian dibeberapa wilayah daerah Cianjur selatan. Terutama, didaerah-daerah rawan bencana yang memang daerah blank sport,” terang Rudi.
Menurutnya, hingga saat in yang menjadi kendala adalah komunikasi masih menjadi masalah yang kerap dihadapi timnya di lapangan. Meskipun untuk mengantisipasi hal tersebut, telah disiapkan alat komunikasi seperti radio. Namun penyediaan alat komunikasi radio sebagai sarana penanggulangan bencana masih terbilang minim dilingkungan BPBD Cianjur.
“Sistim pengunaan internetpun apabila cuaca jelek tidak mendukung akan sangat sulit dan susah, ketika ada kejadian akan sangat telat. Kita upayakan penyediaan radio semenjak saya menjabat bertugas sebagai Sekban BPBD Cianjur. Untuk radio kalau dibilang memenuhi kita seadanya, kalau di bilang kekurangan ya jelas kekurangan,” ujarnya.
Hingga saat ini, kata Rudi BPBD Kabupaten Cianjur, tidak adanya pengadaan baru khususnya dialat komunikasi radio. Makanya sering mengalami keterlambatan informasi, didalam menangani kejadian bencana alam. “Bahkan selama ini, BPBD Cianjur sudah bekerjasama dengan pihak Orari dan Radio yang bisa dimamfaatkan oleh komunitas atau pengguna radio. Namun, itu masih terbatas karena jangkauan, sehingga penggunaannya tidak maksimal. Tingkat kesulitan tim penanganan bencana ini, terkendala oleh minimnya alat komunikasi,” pungkasnya. SYA