BOGOR – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Agama Islam dan Pendidikan Guru (FAIPG) Universitas Djuanda (Unida) Bogor, menerapkan Model Pembelajaran Pengenalan, Eksplorasi, Interpretasi dan Komunikasi (Narasikom) pada mata pelajaran Bahasa Daerah, Pendidikan Kewarganegaraan, serta Seni dan Budaya di kelas rendah SD Amaliah Ciawi, Kabupaten Bogor.
Dalam kegiatan tersebut, Tim PKM Dosen PGSD FAIPG Unida yang dipimpin Megan Asri Humaira sebagai Ketua Tim, Irwan Efendi dan Sobrul Laeli sebagai anggota, beserta tujuh mahasiswa PGSD FAIPG Unida itu, bekerja sama dengan Kepala Sekolah dan Guru-guru SD Amaliah.
Ketua Tim, Megan Asri Humaira menuturkan, kegiatan yang dilaksanakan merupakan hibah pengabdian yang diberikan oleh Kemendikbudristek Dikti, skema Program Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun anggaran 2023 yang berjudul “Rekonstruksi Budaya Indonesia Melalui Model Pembelajaran Pengenalan, Eksplorasi, Interpretasi, dan Komunikasi (Narasikom) dalam Menghadapi Asia Future Shock bagi Siswa Sekolah Dasar Bogor”.
Adapun model Narasikom tersebut, kata dia, merupakan hasil penelitian melalui hibah Riset Mandiri Dosen yang dibiayai Kemendikbudristek bersama LPDP pada tahun anggaran 2021.
“Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan hibah pengabdian PKM dengan tujuan siswa-siswi sekolah dasar dapat meningkatkan pengetahuannya terkait kekayaan budaya Indonesia, bahkan mereka mengenal budaya di daerahnya masing-masing,” kata Megan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/9/2023).
Lebih lanjut Megang menjelaskan, penerapan model pembelajaran Narasikom ini telah melalui serangkaian kegiatan yang dilakukan bersama dalam bentuk tim, yakni dosen, mahasiswa beserta guru kelas.
Rangkaian tersebut, kata dia, di antaranya pelaksanaan Forum Group Discussion (FGD) dengan agenda sosialisasi model Narasikom kepada Guru-guru di SD Amaliah, pelaksanaan Pre-Test terhadap siswa kelas 3, penerapan model Narasikom pada pembelajaran bahasa Daerah, Pendidikan Kewarganegaraan, serta Seni dan Budaya, hingga Post-Test terhadap siswa kelas 3.
“Dengan menerapkan model Narasikom ini, proses pembelajaran diharapkan mampu memberikan motivasi yang tinggi serta memudahkan siswa dalam memahami apa yang dipelajarinya,” jelas Megan.
Sementara itu, Kepala SD Amaliah, Wahyu Rahmat Maulana, mendukung penuh pelaksanaan model pembelajaran Narasikom tersebut.
Sia berharap hal itu dapat memberikan wawasan dan pengetahuan baru, khususnya bagi Guru-guru maupun siswa di sekolah.
“Kami dukung adanya kegiatan di sekolah kami, kegiatan ini bisa termasuk program merdeka belajar, siswa mendapatkan ilmu pengetahuan dari berbagai aspek, serta guru-guru juga mendapatkan model pembelajaran terbaru yang dapat menjadi salah satu model pembelajaran di kelas, seperti model Narasikom,” kata Wahyu. =MAM/*