Tiga Wilayah Kecamatan di Cianjur Selatan Terancam Tsunami

Kantor BPBD Kabupaten Cianjur. Esya | Pakar

CIANJUR – Sepanjang kawasan pesisir pantai Cianjur selatan yang meliputi ditiga wilayah Kecamatan Cidaun, Sindangbarang dan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, berpotensi terdampak bencana tsunami. Pasalnya, tsunami akan terjadi jika bencana gempa diwilayah laut Selatan Cianjur yang berkekuatan mencapai magnitudo 8,7.


Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penangulangan Bencana Daeran (BPBD) Kabupaten Cianjur Asep Kusmana Wijaya membenarkan jika potensi tsunami tersebut, telah terjadi apabila menerjang bencana gempa diwilayah laut Selatan Cianjur, berkekuatan mencapai magnitudo 8,7. Hal itu, berdasarkan peta bahaya tsunami yang diperoleh dari Badan Metreologi, Klimalogi dan Geofisika (BMKG).


“Iya ada ketiga wilayah kecamatan yang akan terdampak Tsunami tersebut, ketiga Kecamatan tersebut, diantaranya Kecamatan Cidaun, Sindangbarang, dan Agrabinta. Dari ketiga wilayah Kecamatan tersebut, ada sekitar 18 desa yang berpotensi akan terdampak,” terang Asep kepada wartawan Minggu (25/8/2024).


Menurutnya, apabila telah terjadi gempa yang menimbulkan tsunami tersebut terjadi, ketinggian tsunaminya akan mencapai setinggi 18 hingga 26 meter. “Sesuai dengan peta dari BMKG, apabila bencana tsunami tersebut terjadi dan semoga saja tidak, genangan atau ketinggan air bisa mencapai setinggi 18 meter hingga 26 meter,” katanya.


Tsunami tersebut, kata Asep, terjadi kemungkinan akan memporak-porandakan sejumlah pantai di Cianjur selatan diantaranya, Pantai Cemara, Jayanti, Batukumbung, Suliwa, dan Cipandak. “Memang apabila tsunami setinggi 20 hingga 26 meter. Maka genangan air dari bibir pantai hingga ke darat dapat mencapai belasan kilometer terutama didaerah dekat sungai,” terangnya.


Saat ini, lanjut Asep, pihaknya mengaku telah memasang rambu-rambu atau jalur evakuasi disejumlah titik terutama sepanjang bibir pantai Cianjur selatan di tiga kecamatan tersebut. “Sebenarnya sudah beberapa kali, kami melakukan simulasi bencana alam tsunami diketiga wilayah tersebut, serta memperkuat Relawan Tangguh Bencana (Retana) diwilaya itu,” ucapnya.


Asep mengatakan untuk menjaga terjadi hal yang tidak diinginkan terjadi di ketiga wilayah tersebut, maka BMKG akan membunyikan peringatan bahaya, dan memberikan perintah agar masyarakat mengevakuasi ke dataran yang lebih tinggi. “Sedangkan untuk alternatif lainya, apabila alat peringatan tsunami mengalami kendala, maka Retana dan aparat setempat akan memberikan peringatan melalui pengeras suara yang ada di masjid setempat,” pungkasnya. BNM/NDI/SYA

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.