Terancam Dihapus, PGRI Cianjur Imbau Honorer Tetap Tenang

CIANJUR—Meskipun jumlah guru berstatus tenaga honorer tersebut, masih relatif cukup banyak diwilayah Kabupaten Cianjur. Namun, nasibnya mulai dari tahun 2023 mendatang terancam akan dihapus oleh pemerintah pusat (Pempus). Dihimbau Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Cianjur, agar tetap tenang dan melaksanakan tugasnya dimasing-masing tempat. “Demikian hal tersebut, disampaikan Ketua PGRI Kabupaten Cianjur, H Sukirman kepada wartawan, Kamis (4/8/2022).

Menurutnya, para guru yang berstatus tenaga honorer harus tetap tenang menghadapi rencana tersebut. Pasalnya, diyakini PGRI Kabupaten Cianjur, bakal ada solusi yang ditawarkan pihak pemerintah. “Kami berharap kepada teman-teman tenaga honor tetap tenang dan melaksanakan tugas seperti biasa. Insya Allah, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat akan tetap melindungi para tenaga honorer.”terangnya.

Sukirman mengaku meskipun kewenangan PGRI cukup terbatas. Namun, dirinya berharap agar para guru tenaga honorer bisa menjadi prioritas dalam proses pengangkatan sebagai aparatur sipil negara (ASN) maupun pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K). “Memang kami berharap agar jangan sampai dengan adanya kebijakan atau aturan baru terkait pengapusan tenaga honorer ini, harus disikapi dengan kepala dingin, kita ikuti aturan pemerintah, dan mudah-mudahan ada solusinya,” tegasnya.

Di Kabupaten Cianjur, kata Sukirman jumlah guru yang tergabung ke PGRI kurang lebjh sebanyak 9 ribu orang. PGRI terus meningkatkan mutu dan kompetensi para guru yang ada. “Alhamdulillah pada tahun ajaran 2022-2023, kami di PGRI terus berupaya meningkatkan kompetensi dan profesionalisme di kalangan guru,” ungkapnya.

Dia mengatakan ditengah era disrupsi saat ini, setiap guru dituntut harus memiliki berbagai kompetensi. Di antaranya menyangkut kompetensi pedagogik, profesional, sosial, serta kepribadian. “Setiap guru itu harus memiliki empat kompetensi ini. Kalau berbicara akademik dan profesional, tentu guru dituntut memiliki kompetensi yang luar biasa saat bertugas. Mereka harus mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, membimbing, membina, mengevaluasi, dan menilai,”bebernya.

Terlebih, lanjut Sukirman, tahun ini mulai diimplementasikan kurikulum Merdeka Belajar. Dalam konteks peningkatan kompetensi, di tengah perkembangan teknologi saat ini, setiap guru sudah bisa mengunduh berbagai materi, pelatihan dan pendidikan secara online, diskusi secara online, dan lainnya.

“Tapi Alhamdulillah, di Kabupaten Cianjur mereka (guru) memiliki komitmen yang sama untuk meningkatkan kemampuan individu dan profesionalismenya dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan mengikuti pedoman dari pemerintah pusat,” pungkasnya. SYA

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.