TANJOLAYA – Produsen cincau hitam kewalahan pesanan selama bulan Ramadhan ini. Seperti yang dialami produsen cincau asal Desa Tapos 1 Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, yang mengalami peningkatan drastis hingga 100 persen. Tidak hanya pemesanan domestik lokal saja, namun sampai di ekspor ke mancanegara.
Dede Sumantri pengusaha cincau hitam, mengatakan, dia menggeluti produsen Cingcau hitam ini warisan keluarga yang sudah berjalan selama 5 tahun, namun menjelang bulan ramadhan ini omset usaha meningkatkan 100 persen. “Permintaan di bulan Ramadan ini seharinya mencapai 10 sampai 15 juta. Jadi ada peningkatan hampir 100 persen, walaupun di masa pandemi tetap permintaan cincau hitam ini terus bertambah,” jelasnya kepada pakuanraya.com, Minggu (17/4/2021).
Menurut dia, sebelum ada pandemi Covid-19 permintaan cincau sangat banyak sampai dirinya kewalahan, karena pemerintah berada di beberapa wilayah kota-kota besar di Indonesia, bahkan sampai keluar negri. “Untuk pemasaran sendiri kita kirim ke beberapa pasar tradisional yang ada di wilayah Bogor sampai ke sukabumi, Setelah di cacak kita juga di jual dalam bentuk bahan mentah kita juga kirim ke luar daerah dan luar negara seperti Bangka Belitung hingga negaea China dan selebihnya kita produsen pembuatan cincau hitam,” ungkapnya.
Dirinya menjelaskan proses pembuatan cincau, setelah di petik dari kebun bahan cincau, masuk ke tahap pengeringan selama 3 hari, setelah kering lalu kita masuk ke Proses pengirisan, lalu di pres, setelah itu di rebus selam 2 jam, lalu di blender agar halus, setelah itu di campur dengan tepung tapioka, setelah itu di masuk ke drum untuk proses netralitas suhu, lalu tahap terakhir pencetak.
“Manfaat cincau ini dapat melancarkan pencernaan dan panas dalam, semoga produsen cincau hitam yang ada di Kecamatan Tenjolaya semakin di minati dan odernya semakin bertambah,” pungkasnya. RIF
