CIANJUR – Ada sebanyak 17 Kecamatan, sekolah SD maupun SMP yang terdampak gempa bumi sangat membutuhkan sarana mebeler sebagai alat penunjang belajar mengajar. Pasalnya hingga saat ini, ketersediaan mebeler sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar ini, belum semuanya tercukupi.
Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur, Ruhli Solehudin, membenarkan jika ketersedian sarana mebeler sebagai alat penunjang belajar mengajar tersebut, sampai saat ini belum semuanya tercukupi. Terutama disekolah-sekolah yang berada di 17 wilayah kecamatan yang terdampak gempa bumi.
Sebagaimana kita ketahui, lanjut Ruhli, jika ketersediaan ruang kelas belajar hingga saat ini belum semuanya tercukupi. Pasalnya, berdasarkan data kebutuhan mebeler sarana penunjang untuk pembelajaran sangat banyak.
“Alhamdulilah, kalau bicara soal sarana fisiknya disekolah-sekolah yang terdampak gempa bumi tersebut, sudah selesai dan cukup baik. Namun, untuk sarana mebelernya sebagai alat penunjang belajar mengajar anak didiknya belum mencukupi,” kata Ruhli kepada wartawan, Sabtu (10/8/2024).
Menurutnya, sesuai arahan dan kebijakan Bupati Cianjur jika kebutuhan sarana mebeler untuk sekolah-sekolah ini akan dilakukan secara “step by step” atau bertahap setiap tahun.”Mudah-mudahan saja kebutuhan alat mebeler bagi sekolah-sekolah terdampak ini, sesuai arahan dan kebijakan pak Bupati ini, bisa dilakukan secara bertahap disetiap tahun,” ujarnya.
Dia juga mengucapkan banyak berterimakasih dan sangat mengapresiasi stakeholder dan mitra kerja seperti kepada komonitas “Bagong Mogok” yang telah memberikan bantuan mebeler kepada sekolah terdampak gempa bumi. “Atas nama pribadi, dan kepala Dinas, kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih, atas perhatiannya kepada sekolah yang sangat membutuhkan mebeler tersebut. Karena dengan adanya mebeler, pembelajaran terasa nyaman” imbuhnya.
Pasalnya, kata Ruhli, seperti diwilayah kecamatan Cugenang saja jumlah kebutuhan mebeler ini, hampir mencapai sekitar 40 persen. Kekurangan sarana mebeler ini, untuk sekolah SD saja sekitar 60 persen dan untuk sekolah SMP sekitar 30 persen. Untuk memenuhi standar kebutuhan sekolah ini, harus dilakukan selama 5 tahun kedepan.
“Sebetulnya jika hanya memfokuskan kepada satu komponen seperti mebeler saja, tentunya tahun besok saja, Insya Allah semua bisa clear. Akan tetapi, kebutuhan sarana penunjang belajar ini ada berbagai aspek, untuk delapan standar harus terpenuhi. Mudah-mudahan lima tahun ke depan semua sudah tercukupi. BNM/NDI/SYA