BOGOR – Keputusan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang didukung Forkopimda terkait ditiadakannya Ganjil-Genap (Gage) setiap hari Sabtu dan Minggu, mendapat sambutan berbagai pihak. Salah satunya dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor.
Ketua PHRI Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay mengatakan, seluruh pelaku hotel dan restoran di Kota Bogor sangat menyabut baik keputusan ditiadakannya Gage. Sebab, para pelaku usaha hotel dan restoran maupun pelaku usaha lainnya banyak yang terdampak Gage.
Ketika Gage diberlakukan, sejumlah usaha mengalami penurunan pendapatan. Namun demikian, langkah Pemkot menetapkan Gage juga menuai keberhasilan yaitu mampu menurunkan angka COVID-19 di Kota Bogor. “Para pelaku usaha di Kota Bogor menyambut baik keputusan ditiadakannya Gage,” ujar Yuno kepada pakuanraya.com, Rabu (3/3/2021).
Lanjut Yuno, selama empat minggu dalam keadaan penerapan Gage, memang cukup berat bagi pelaku usaha di Kota Bogor dalam menjalankan usahanya. Sedangkan di sisi lain, pemerintah menganggap itulah cara cukup tepat dalam menekan kasus positif. “Kita mengalaminya ketika Gage kemarin, terjadi penurunan drastis. Untuk itu, dengan ditiadakannya Gage ini, semoga semakin memulihkan sektor usaha dan ekonomi di Kota Bogor,” ucapnya.
Terkait okupansi perhotelan dan restoran selama Gage, Yuno menjelaskan bahwa di minggu pertama Gage pelaku usaha sangat drop, tetapi di minggu ke empat para pelaku usaha mulai melakukan terobosan dan inovasi untuk mempertahankan dengan promo-promo dan lainnya.
“Para pelaku usaha membuat terobosan dan kreatifitas dengan membuat promo-promo, tapi itupun tidak maksimal dan masih berada dibawah harapan. Kami berharap dengan terobosan dari para pelaku usaha mampu meningkatkan kembali okupansi pendapatan dan lainnya,” harapnya.
Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan meniadakan Gage di Kota Bogor, setelah dilakukan evaluasi bersama Forkopimda. “Dari semua indikator semakin membaik, ini tidak saja dampak dari vaksin yang mungkin sudah mulai bekerja, tetapi juga dampak dari berbagai macam kebijakan Pemkot dan Forkompinda, seperti PPKM Mikro dan Ganjil Genap,” ujar Bima Arya.
Wali Kota menuturkan, karena langkah-langkah kebijakan Pemkot selalu terukur berdasarkan data-data, maka pihaknya selama dua Minggu kedepan meniadakan Ganjil Genap sembari mengevaluasi. Hal ini agar rem dan gas dilakukan tepat sesuai data-data.
“Jadi ada sedikit relaksasi kedepan untuk mendorong ekonomi. Di bulan Februari Rata-rata occupancy hotel 54,87 persen, omset restoran rata-rata menurun 65 persen, kunjungan ke pasar mulai membaik, jadi dua minggu kedepan tidak ada Ganjil Genap,” jelasnya. RIF