CARINGIN – Hektaran persawahaan di Kampung Legok Nyenang, Desa Pancawati, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor alami kekeringan hingga gagal panen, Rabu (4/10/23). Kemarau panjang yang melanda hampir sekitar 5 bulan dirasakan oleh para petani, bahkan para petani harus menjaul hewan ternak untuk bertahan hidup.
Menurut ketua RT 3/10, Edi Iskandar mengatakan, hampir 100 kartu keluarga menggantungkan hidupnya di pertanian, hingga hilang mata pencahariannya. “Semua Kekeringan, tapi yang buruh tani semua nggak bisa bergerak gak bisa cari nafkah buat keluarganya,” ujarnya
Ia mengatakan di wilayahnya itu luas sektor pertanian dan perkebunan lebih dari 6 hektar dan saat ini semuanya tidak ada satupun yang bisa dipanen selama 5 bulan kebelakang. “Lebih dari 6 hektare, ada padi dan sayuran kayak jagung, sawi, ketimun macam-macam dan semuanya gagal total gak ada yang panen,” ungkapnya.
Menurutnya, hasil pertanian warganya mencapai 2 kwintal lebih bahkan menjadi penghasilan tetap bagi warga sekitar. Mayoritas para petani menanam padi dan sayur mayur, hingga saat ini mustahil jika hasil panen dirasakan, bahkan banyak para petani alami gagal panen. “Satu petaknya (sawah) sekitar 3 kwintal, 4 kwintal, sebelumnya pernah menanam, tapi gagal karena kekeringan, jadinya nggak (nanam) lagi sampai kering begini, semuanya baik padi sama sayuran gagal semua sampai sekarang belum nanam lagi,” jelasnya.
Lebih lanjut, peristiwa ini sudah dialami setiap tahunnya akan tatapi tahun ini kemarau panjang yang cukup parah dirasakan para petani. “Tahun sebelumnya pernah tapi masih bisa nanam dulu mah, sekarang mah udah nggak,” pungkasnya.
Sementara itu ditempat yang sama, Petani Sayur, Isyak mengatakan, dengan efek kemarau panjang dirinya harus menjual 8 ekor kambing peliharaanya guna bertahan hidup keluarganya. “Sudah 8 ekor kambing saya dijual untuk bertahan hidup keluarga serta anak saya, kalau tidak seperti itu dari mana saya bisa mendapatkan uang,” ungkapnya.
Lebih lanjut, sejauh ini tidak ada bantuan dari pemerintah terkait dampak dari kemarau panjang, hanya saya bantuan sembako dari desa setempat. “Ada dari desa sembako 3 bulan sekali, tapi kalau untuk pertanian tidak ada bantuan sama sekali,” tuntasnya. FIR