Penyebaran Virus HIV di Kabupaten Bogor Tinggi, KPA Lakukan Langkah ini

MEGAMENDUNG – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Bogor, melakukan penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk menanggulangi penyebaran virus AIDS/HIV di Kabupaten Bogor, pada Rabu (28/09/22).

Peningkatan penyebaran virus AIDS Di Kabupaten Bogor sangat tinggi hingga masuk dalam urutan teratas di Provinsi Jawa Barat, tentunya penyusunan ini untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS di bumi tegar beriman.

Kapala Sekretariat KPA Kabupaten Bogor, Sugara mengatakan, ini salah tugas pihaknya untuk menanggulangi penyebaran HIV melalui surat keputusan Bupati Bogor kemudian juga diketuai oleh Bupati Bogor.

“Kita berangkat dari kepedulian dengan total anggota puluhan orang tentunya ada hambatan dari minimnya komunikasi antar lembaga juga anggaran yang diterima melalui dana hibah belum cukup memadai,” ungkapnya di Megamendung Permai, Kecamatan Megamendung.

Ia menuturkan, Kabupaten Bogor ini terluas dengan 40 kecamatan dengan total hampir 400 lebih desa dan kelurahan, dengan warganya yang heterogen serat majemuk dan juga sudah masuk era digital.

“Di Jawa Barat, Kabupaten Bogor memang tertinggi penyebaran virus HIV, kalau kita melihat skala nasional Jawa barat tertinggi, ini tentunya tantangan yang luar biasa untuk kita. Kalau berbicara soal persoalan ini tentunya ada dipersiapkan kolaborasi, semua unsur yang terlibat harus saling berjibaku,” ujarnya.

Bahkan ia ikut prihatin lantaran saat ini dengan perkembangan zaman dan teknologi beberapa kali menemukan kasus anak dibawah umur melakukan transaksi jual diri (open bo) melalui internet.

“Maaf saya harus pulgar, kita lihat anak sekolah menengah pertama (SMP) saja open bo dengan didukungnya teknologi,” katanya.

Sementara itu, Kabid P2P dinas kesehatan kabupaten Bogor, Adang Mulyana mengatakan, pertama kasus sekarang ini meningkat akibat pergaulan, kedua kasus lama yang baru ketemu sekarang ini, sejauh ini pihaknya cenderung kepada faktor yang kedua karena KPAD saat ini sangat aktif, KPAD sudah menjangkau ke pelosok-pelosok yang kita tidak bisa jangkau.

“Kita screening saja terbanyak se Jawa Barat, untuk ibu hamil saja sudah 4500 yang sudah di screening, jadi intinya ketika secara program baik secara pengamatan, deteksi dini dan screening itu akan baik bahkan penemuan kasus baru,” ujarnya.

Ia mengatakan, total tahun 2019 itu ada sekitar 500 lebih kasus di tahun 2022 pada saat screening dengan tota 52 ribu orang dari hasil test yang positif 483, jika dibandingkan dengan angka tentunya penduduk kabupaten Bogor sangat banyak sehingga peningkatan penularan juga tentunya banyak.

“Jadi mayoritas usia produktif di atas 25 tahun keatas dengan mobilitas yang cukup tinggi, aktivitas tinggi dan resikonya tinggi. Secara teknis penanggulangan ada di KPAD secara manajemen program ada di dinas kesehatan, tentunya dengan buatnya RAD itu salah satu langkah maju tentunya akan lebih lengkap,” tuturnya.

Dalam penanggulangan penyebaran HIV AIDS, seharusnya ada solusi, ia mengatakan tidak hanya persoalan kesehatannya saja yang ditangani tentunya faktor ekonomi juga agamanya yang harus tangani.

“Cara penanggulangan tentunya harus komprehensif, kalau penemuan kasus kan harus kita treatment baik pengobatan dan penanganan, kalau penemuan kasus bukan berarti kesehatan juga tapi faktor ekonominya sehingga menjadi wanita pekerja seks (wps), kalau tidak diselesaikan tentunya juga tidak akan bisa selesai ada juga terkait agama tentunya nanti kita tingkatkan sehingga tidak menjadi wps,” katanya. FIR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.