CIBINONG – Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berncana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bogor terus berupaya mengendalikan pertumbuhan penduduk dengan program Keluarga Berencana.
Program KB ini tidak hanya mengendalikan pertumbuhan penduduk, tapi juga bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan diharapkan dapat menekan angka kematian ibu dan bayi.
Kepala Bidang DP3AP2KB Kabupaten Bogor, Rusman mengatakan, melalui program Keluarga Berencana selain sebagai upaya pengendalian pertumbuhan penduduk juga bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan diharapkan dapat menekan angka kematian ibu dan bayi.
Dari data Dinas Kesehatan, pada tahun 2020 ada sekitar 113.552 anak lahir hidup dan 113 lahir mati atau total 113.666 bayi lahir di Kabupaten Bogor pada tahun itu.
Sementara, pada tahun 2021 ada sekitar 110.326 bayi lahir hidup dan 127 bayi lahir mati atau total 110.453 bayi lahir di Bumi Tegar Beriman ini.
“Untuk tahun 2022 masih dalam pendataan, angka kelahiran diprediksi turun dari sebelumnya,” ujar Rusman saat dihubungi wartawan, Senin (5/9/2022).
Saat ini, kata dia, DP2KBP3A terus melakukan upaya menekan angka kematian ibu dan bayi melalui sejumlah program.
“Mudah-mudahan upaya ini bisa menekan angka kematian ibu dan anak,” ucapnya.
Ia menambahkan, pada tahun 2019 Program Keluarga Berencana Pasca Persalinan (KBPP) diluncurkan Pemerintah Kabupaten Bogor guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Bogor.
“KBPP secara global telah diakui sebagai salah satu strategi kunci penurunan angka kematian ibu dan bayi, karena dengan memberikan jarak yang sehat pada kehamilan akan menurunkan resiko terjadinya komplikasi pada ibu dan bayi baru lahir,” tandasnya. =YUS