CIGUDEG – Warga dan tokoh masyarakat sekitar mempertanyakan penjual aset milik Desa Sukamaju, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor yang diduga jual oleh pemerintah Desa setempat. Penjualan aset desa berupa bahan material bangunan paska bencana banjir bandang pada tahun 2020. Peristiwa itupun mengakibatkan jembatan penghubung antara kampung terseret arus sungai Cidurian. Sehingga karena material hasil dari swadaya itu dijual, jembatan yang seharusnya diperbaiki malah hancur.
Menurut tokoh masyarakat Desa Sukamaju, Apih mengatakan, aset Desa yang berupa besi jembatan yang di jual oleh Pemdes Sukamaju tidak mendapatkan persetujuan masyarakat sekitar.
“Tidak ada, yang jelas tidak ada bukti hasil penjualan aset Desa, musyawarah, dan ketransparan dari pemdes mengenai penjualan aset,” ungkapnya kepada pakuanraya.com, Senin (12/7/2021).
Tidak hanya itu, bahkan masyarakat sekitar meminta material tersebut untuk pembangunan sarana prasarana dan juga fasilitas umum untuk pembangunan masjid. Namun pihak Pemdes Sukamahi idak memberikannya. Setelah dicari informasi, bahwa material itu telah dijual oleh Pemdes.
“Saya selaku tokoh masyarakat, mangkanya semua masyarakat mengadu semua ke saya dari hasil penjualan besi jembatan tersebut, yang jelas itu aspirasi masyarakat kenapa tidak mau di tanda tangani, dan malah di jual besi tersebut oleh kepala desa,” tegasnya.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi, Kepala Desa Sukamaju Dahyudin berdalih bahwa penjualan aset tersebut atas persetujuan dari musyawarah mufakat tokoh dan masyarakat sekitar.
“Itu kan aset Desa bukan aset Dinas PUPR, akan tetapi dari hasil penjualan tersebut sudah di musyawarahkan terhadap masyarakat sekitar dan tokoh masyarakat,” kilahnya.
Menurut Dahyudin, penjualan material jembatan paska bencana alam terbesar berupa besi baja dengan nominal 40 juta rupiah, dan di bagikan kapada masyarakat. “Itu hasil penjualan di bagikan kepada masyarakat dengan hasil penjualan 40 juta, dan separuhnya di gunakan untuk perawatan jembatan,” tutupnya. FIR
