Pembangunan SD di Kampung Muyasari Gagal, Ini Sebabnya

Saat puluhan siswa SDN Sukamulya 02 Sukamakmur mengikuti belajar mengajar kelas jauh tanpa gedung sekolah sejak empat tahun lamanya. (Ist)

CIBINONG – Berbagai cara untuk menemukan solusi supaya kampung Mulyasari, Desa Sukamulya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak dengan cara membangun gedung SD Negeri diwilayah tersebut.

Tetapi Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor terkendala membangun SD Negeri, sebab kampung mulyasari masuk dalam kawasan perhutanan atau perhutani.

Kepala Bidang Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Pelitawan angkat bicara mengenai permasalahan tersebut.

Dirinya mengaku perlu berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor dan Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor untuk memecahkan permasalahan tersebut.

“Kita perlu berkoordinasi dengan Disdik dan DPKPP terlebih dahulu. Dan kita dari BPKAD akan mengecek apakah lokasi tersebut memiliki lahan Pemkab atau tidak, jika tidak ada nanti tinggal pengadaan lahan dengan cara memberi lahan,” katanya.

Ia juga meminta ke Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor untuk melakukan kajian terlebih dahulu, dimana lokasi strategis rencana pembangunan SD dikampung Mulyasari.

“Disdik harus bikin kajian terlebih dahulu, dimana titik strategis untuk lahan zonasi yang lebih tepat mendirikan fasilitas pendidikan ini. Dan apabila itu berada di kawasan perhutanan maka kita bersama dinas terkait untuk memohon untuk mendirikan fasilitas pendidikan tersebut,” jelasnya.

Sebelumnya Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor, Muad Khalim membenarkan bahwa terdapat puluhan siswa dikampung Mulyasari, Desa Sukamulya belum memilik gedung SD Negeri dan sudah empat tahun masih mengikuti pembelajaran kelas jauh.

“Memang benar kita sudah terima laporan kalau kampung Mulyasari membutuhkan gedung SD Negeri yang baru. Tetapi usulan rencana pembangunannya itu terkendala karena kampung tersebut masuk dalam kawasan perhutanan,” katanya.

Maka dari itu, dirinya saat ini tengah mengagendakan untuk memanggil Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Bogor untuk mengatasi hal tersebut.

“Nanti kita akan berkoordinasi dengan memanggil BPKAD terlebih dahulu, karena kampung itu masuk dalam kawasan perhutanan. Artinya itu punya negara, maka dari itu sebelum menganggarkan kita minta agar Pemkab Bogor mengajukan permohonan untuk mendirikan sekolah tersebut,” jelasnya.

Muad Khalim dari Daerah Pemilihan (Dapil II) tersebut menegaskan kalau pihaknya akan mendorong pembangunan SD Negeri dikampung Mulyasari, Desa Sukamulya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor agar segera terealisasi.

“Pastinya akan kita dorong agar pembangunan gedung SD Negeri ini segera terealisasi,” tegasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Juanda Dimansyah mengatakan kalau pihaknya saat ini belum bisa membuat gedung baru Sekolah Dasar (SD) Negeri untuk 25 siswa dikampung Mulyasari.

“Kita belum bisa membuat gedung baru SD Negeri di Desa Sukamulya karena jumlah siswanya itu masih 25 anak, karena minimal siswa untuk sekolah baru itu diatas 100-200 siswa,” katanya.

Lanjut dirinya menyebut kalau Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor telah memberikan bantuan guru untuk membatu mengajar di 25 siswa yang sedang mengikuti proses kegiatan belajar kelas jauh.

“Kita dari Disdik sudah memberikan bantuan kepada siswa yang menjalankan pembelajaran kelas jauh itu dengan mendatangkan bantuan guru terlebih dahulu, dan misal kalau penduduk nya sudah padat maka kita akan progreskan gedung SD Negeri baru di kampung Mulyasari,” tegasnya.

Ditempat yang berbeda Kepala Desa Sukamulya, Komar kalau dikampung Mulyasari terdapat 40 kepala keluarga (KK) yang menetap dikampung tersebut selama puluhan tahun.

Bahkan dirinya juga menyampaikan kalau rata-rata penduduk diwilayah tersebut sangat miris untuk menempuh pendidikan, sebab untuk mengakses ke sekolah lainnya perlu menempuh jarak sampai belasan kilometer.

“Di Desa Sukamulya itu ada dua SD Negeri dan ada satu pembelajaran kelas jauh dikampung Mulyasari. Untuk kelas jauh ini siswanya kurang lebih ada 25 orang,” katanya.

Dirinya menyebut kalau pembelajar jarak jauh tersebut sudah ada sejak empat tahun lalu, saat dirinya baru menjabat menjadi Kepala Desa.

“Pembelajaran kelas jauh yang diikuti 25 siswa ini sudah ada empat tahun lalu, kita juga dari Pemerintah Desa sudah mengusulkan agar ada penambahan gedung SD Negeri yang baru agar pembelajar peserta didik disana lebih layak,” ungkapnya.

Komar menerangkan kalau siswa pembelajaran jarak jauh tersebut saat proses belajar mengajar mengenakan seragam seadanya.

“Siswa disana menempuh pendidikan itu seadanya, ada yang pakai sendal karena ga punya sepatu dan ada yang tanpa alas kaki. Mereka ini sangat butuh pendidikan yang layak, tapi mereka punya keinginan yang tinggi,” terangnya.

Ia menuturkan dalam proses belajar mengajar juga peserta didik SDN Sukamulya 02 kelas jauh tersebut secara bergantian, karena ruang kelas yang memadai.

“Ruang kelas yang memadai, membuat siswa bergantian setiap mata pelajaran mas. Yah kita harap Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor lebih memperhatikan pembelajaran di Sukamulya ini agar segera membangun gedung SD Negeri yang baru,” tandasnya. AGE

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.