
SUKAJAYA – Sekda Kabupaten Bogor dan anggota DPRD provinsi Jawa Barat kembali tinjau pembangunan ruas jalan Kiarasari sampai Cigudeg, di Desa Kiarasari, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor. Pembangunan jalan tersebut mencapai 28 milyar bersumber dari anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Burhanuddin mengatakan, ini salah satu kegiatan proyek yang menjadi prioritas pemerintah terutama Bupati Bogor yang disampaikan ke Gubernur yang diawali oleh anggota DPRD provinsi Jawa Barat.
“Yang dikawal oleh Kang AW, DPRD Provinsi Jawa Barat Dapil Bogor, saya ucapkan terimakasih atas nama Bupati kepada Gubernur dan DPRD Jawa Barat yang merealisasikan, mengawal dan memberikan bantuan untuk jalan ini dan saya diamanatkan oleh Bupati untuk mengecek program-program strategis. Jangan sampai nanti sudah dapat susah kita mengusulkan tapi tidak terlaksana,” ungkapnya, Jum’at (22/10/2021).
Menurut Burhan, Ini juga memang program prioritas bukan hanya PEN, tapi lebih kepada pemulihan bencana alam “Kita tahu 2020 awal, Sukajaya masuk dalam kategori bencana skala nasional, kerugiannya masyarakat dan pemerintah di bogor barat khususnya di Cigudeg, Sukajaya dan beberapa kecamatan lainnya menyentuh angka 1,4 triliun,” ujarnya.
Tidak hanya itu, ia pun meminta kepada pemerintah wilayah salah satunya Desa dan kecamatan, kekurangan-kekurangan di lapangan, konsep gotong rotong tetap dilaksanakan. Sehingga umur jalan kalau sudah jadi bisa lama
“Saya melihat beberapa titik yang drainasenya yang tidak teranggarkan saya berharap ke kepala desa ini bisa dioptimalkan dengan swadaya gotong royong, pemeliharaannya. Karena tidak mungkin kabupaten bogor bisa percepat infrastruktur dalam waktu singkat,” jelasnya.
Ia menjelaskan, jumlah wilayah Kabupaten Bogor cukup luas, pembentang infrastruktur sangat lah liat sehingga dirinya meminta saling bahu membahu untuk kepentingan bersama. “Karena kita dari barat, tengah, utara, selatan dan timur itu infrastruktur jalan luar biasa panjang bentangannya. Saya berharap pemerintah baik Kabupaten bogor maupun provinsi membangun ini untuk kepentingan masyarakat. Pembangunan itu juga membutuhkan partisipasi seluruh masyarakat juga tekad ketaan dan disiplin para penyelenggara negara, Kami dari pemerintah baik kabupaten maupun provinsi saya kira sudah memetakan skala prioritas untuk membangun ini. Oleh sebab itu marilah kita bersama-sama,” tegasnya.
Tentunya Ia meminta agar pembangunan tersebut sesegera mungkin untuk dikebut dalam pembangunan ruas jalan Kiarasari – Cigudeg. “Oleh sebab itu saya berharap terutama ke PUPR dan Kontraktor bisa menyelesaikan tepat waktu dengan tetap memperhatikan spek dan kualitas. Jangan karena dikejar waktu, proyek asal-asalan yang nanti akan bermasalah di kemudian hari,” cetusnya.
Ia pum m minta agar pengerjaan sesuai denga target dan tidak ada keterlibatan dalam pengerjaan. “Kami juga berharap kepada kontraktor atau pemborong, ini bisa selesai sebelum waktunya dan perhatikan cuaca medan musuh yang kemungkinan ada longsor,” harapnya.
DPRD provinsi Jawa Barat Asep WahyuWijaya mengatakan, pertama dirinya ucapkan terimakasih kepada Sekda Kabupaten Bogor karna bagaimana pun pemilik atau pengelola langsung otoritas teknis di Pemkab Bogor, pemrov Jawa Barat hanya mengelontorkan uang dan ini bukan sisa ini prioritas yang memang pihaknya sejak awal pertahankan sejak dari mulainya bencana terjadi yaitu awal tahun 2020.
“Sehingga saya dorong karna waktu itu Biyaya Tidak Terduga (BTT) hanya 25 Milyar ini perlu di catat, BTT itu duit taktis sehingga saya protes karna kontur alam di Jabar itu tidak bisa di sederhanakan dengan uang 25 Milyar potensi bencananya tinggi sehingga saya kejar betul karna Sukajaya menjadi konsen kita semua dengan kondisi sangat parah,” ujarnya.
Menurutnya, dua ruas jalan pokok di Sukajaya ini dari mulai Cisangku, Kiarasari sampai Cigudeg pembangunan bersumber anggaran dari PEN lalu Kiarabh, pasir Madang sampai Cileuksa bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat, itu sudah dibereskan dengan pembangunan sebesar 25 Milyar.
Ia menambahkan, dalam pembangunan jalan tersebut yang pinjam Pemprov yang menikmati Pemkab dari mulai pelaksanaannya pemkab, pengawasannya pemkab. Sehingga dirinya mengajak Sekda untuk memonitoring pembangunan jalan tersebut.
“Kalau untuk pengawasan pengerjaan bukan otoritas saya, itu otoritas Pemkab, sehingga saya ga mau tau berapa persennya, saya maunya kerja siang dan malam, sebelum waktunya harus selesai. Saya pengen selesai ga ada urusan jangan salahkan cuaca,” tegasnya.
Tentunya ia meminta agar proses pembangunan jalan Kiarasari sampai Cigudeg selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan, sehingga tidak menimbulkan kerugian kepada masyarakat. “Harus selesai, harus sesuai progresnya dan bukan soal angka itu loh, kerugian masyarakatnya itu yang tidak terpulihkan, sehingga saya makin sadar setiap rupiah APBD itu semakin berharga karna kenapa, kita rebutan, kalo engga mau membangun ya ngomong dari awal, saya kasih yang mau membangun ini kan, sudah mati-matian kita pertahankan sampai pinjam ke Pemerintah pusat, mangkanya itu namanya pengawasan jangan tiba-tiba mangkrak di ujung kita teriak-teriak, fungsi kita sebagai pengawas selaku dewan,” harapnya. FIR