Pedagang Kue di Pasar Leuwiliang Sepi Pembeli

LEUWILIANG – Sepinya pembeli sejak hari pertama puasa Ramadhan hingga hari ketiga dimasa, membuat semua pedagang kue di Pasar Leuwiliang gigit jari lantaran kue kue yang dijajakan tidak laku terjual. Salah satu pedagang kue, Damar mengaku merugi karena dagangannya tidak laku terjual sejak tiga hari puasa ini. Namun ia akan mencoba bertahan sampai menjelang H – 5 Lebaran. “Selama tiga hari puasa ini dagangan kue saya tidak laku terjual akibat sepi pembeli,” ujarnya.

Lebih lanjut di beberkan dia, jika kondisi sepi pembeli terus berlanjut hingga dua minggu mendatang, modal untuk berjualan jue dari hasil pinjam ke kerabat dekatnya, dapat dipastikan tidak akan bisa ia kembalikan. “Kondisi sepinya pembeli kue di pasar Leuwiliang ini bukan hanya dialami oleh saya sendiri, melainkan juga oleh pedagang kue lainnya,” ungkapnya.

Padahal sambung Damar, belajar dari pengalaman Ramadhan tahun lalu, semua warga Leuwiliang banyak memburu kue jenis tradisional dan camilan.”Kue untuk di bulan Puasa biasanya yang diburu oleh warga adalah kue tawar, selain itu jenis biskuit, wafer dan Nastar.”tandasnya.Adi pedagang kue lainnya menambahkan, akibat pandemik Covid19 ini, dampaknya benar benar dirasakan oleh semua pedagang di Pasar Leuwiliang. “Sepi pembeli bukan hanya di alami oleh pedagang kue saja, tapi juga oleh pedagang pakaian, penjual aksesoris, semua tekor. Namun untuk para pedagang sayur-sayuran, daging, meski kondisi pandemik, namun tidak terlalu berpengaruh,” tuturnya.

Adi yang penjual kue Pukis membenarkan jika Selama pandemi ini penghasilannya menurun. “Namun sejak tiga hari puasa, pembeli kue pukis untuk keperluan berbuka puasa, lumayan juga ramainya. Meski yang tersisa masih banyak,” pungkasnya. JEF

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.