BOGOR – Meningkatnya keterisian tempat tidur rawat pasien Covid-19 di Kota Bogor membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bakal kembali mengaktifkan operasional Rumah Sakit (RS) Lapangan.
Hal itu diungkapkan Wali Kota Bogor Bima Arya. Menurutnya, pihaknya menguatkan aspek-aspek yang bisa dilakukan di tingkat kewenangan daerah. Seperti percepatan vaksinasi hingga penambahan tempat tidur dan pusat isolasi.
“Insya Alah pertengahan minggu ini RS Lapangan akan diaktifasi. Minggu ini juga ada aktifasi pusat isolasi baru, kerjasama dengan IPB. Di asrama IPB. Serta membuat pusat isolasi berbasis masyarakat di wilayah-wilayah, kelurahan-kelurahan,” tegas Bima Arya kepada wartawan di Balai Kota Bogor, Senin (28/6).
Menurutnya, hal ini terkait manajemen treatmen terhadap pasien Covid-19. Sehingga diharapkan mereka yang dirawat di RS itu hanya pasien dengan status kuning dan merah saja.
Pihaknya pun direncanakan akan bertemu kepala Badan Nasional Pengendalian Bencana (BNPB) sore ini terkait bantuan operasional RS Lapangan. Seperti saat operasional RS Lapangan beberapa waktu lalu.
Untuk jumlah nakes dan tempat tidur, kata dia, masih sama dengan operasional beberapa waktu lalu.
“Saya sore ini akan bertemu dengan kepala BNPB. Kemungkinan besar biaya operasional tetap dibantu. Kalau melalui BLUD-nya RSUD Kota Bogor, itu mungkin kerjasama dengan BPBD. Jumlah nakes dan bed masih sama dengan waktu itu,” kata Bima Arya.
Di sisi lain, pihaknya juga akan bekerja sama memanfaatkan asrama IPB untuk pusat isolasi. Serta pembuatan pusat isolasi berbasis wilayah, yang jumlahnya bakal diatas 100 unit. Di mana jumlah keluaran pada 6 kecamatan se-Kota Bogor yakni ada 68 kelurahan.
“Wilayah? Cukup banyak. Diatas 100. Untuk fasilitas di BNN itu ternyata masih ada prosesnya. Paling dua minggu lagi baru bisa. Jadi kita percepat RS lapangan juga yang tadi,” pungkasnya.=ROY
