Pandemi Covid-19 Masih Berlangsung, Anggaran Pakaian Dinas Wali Kota Capai Rp322 Juta

Yus Fitriadi. IST

BOGOR – Niatan pengadaan pakaian dinas anggota DPRD Kota Tangerang disorot tajam sejumlah pihak. Bukan hanya soal anggarannya yang mencapai Rp675 juta, penggunaan merek ternama, Louis Vuitton, sebagai salah satu bahan pembuatan pakaian itu pun turut menjadikan proyek itu viral.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, tentu banyak pihak berharap agar semua mempunyai sense of crisis, terutama dalam menggunakan anggaran belanjanya.

Dan di Kota Bogor, anggaran pengadaan pakaian dinas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor saat ini menuai sorotan. Bagaimana tidak, terlihat di draft APBD Kota Bogor, untuk pakaian dinas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor, Pemkot menyiapkan anggaran sebesar Rp322 juta.

Atas pengadaan ini, Pengamat Kebijakan Publik Yus Fitriadi menganggap, besarnya anggaran pakaian dinas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor yang mencapai Rp322 juta tentunya hal yang aneh. Bahkan cenderung tidak mempunyai empati dan prinsip efisiensi anggaran.

Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) itu bertanya-tanya, terbuat dari bahan jenis apa hingga pakaian dinas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor mencapai Rp322 juta.

“Kita bayangkan saja, dalam kondisi negara ini sedang normal saja anggaran baju dinas sebesar itu untuk apa saja. Memang bajunya terbuat dari bahan apa, memang bajunya semewah apa sampai anggaran baju dinas hampir menyentuh angka 300 jutaan lebih,” tegas dia, kepada wartawan, Kamis (12 /8/2021).

Yus Fitriadi menilai, apa yang dilakukan Pemkot Bogor terbilang terlalu berlebihan. Di mana saat ini semua anggaran pemerintah dialokasikan untuk penanganan Covid-19, ini justru anggaran Rp322 juta diperuntukan untuk baju dinas saja.

“Apa benar Wali Kota Bogor tidak memiliki empati terhadap kondisi kemanusiaan ini. Di tengah masyarakat sedang menjerit dan bersusah payah untuk mempertahankan hidupnya karena berbagai aturan yang membatasi masyarakat untuk mencari nafkah. Sementara Wali Kota Bogor justru menggunakan baju seharga Rp322. Benar-benar tidak mempunyai empati terhadap masyarakat,” tambah dia.

Yus Fitriadi berharap, Pemkot Bogor memberikan contoh yang baik, terkait etika, empati, efektif dan efisien penggunaan anggaran di masa pandemi Covid-19 ini.

“Tidak hanya sekedar meminta masyarakat untuk prihatin, sementara dirinya sendiri hanya sekedar bajunya saja seharga Rp322 juta. Oleh karena itu akan lebih baik Wali Kota Bogor menolak anggaran baju sebesar itu, dan meminta sewajarnya saja,” tandas dia.=ROY

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.