BOGOR – Teknologi pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di PT PPLI di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, sudah menjadi yang terintegrasi di Indonesia.
Apresiasi ini disampaikan oleh pakar lingkungan dan sumber daya alam, Prof Dr Ir Isman Kadar, saat mendampingi mahasiswa pascasarjana manajemen Universitas Pakuan dalam kunjungan ke pusat pengolahan limbah industri PT PPLI pada Sabtu (19/11/2022).
“Kalau menurut saya pengelolaannya sudah sangat mumpuni dan memenuhi syarat perundang-undangan di Indonesia. SOP-nya ketat dan disiplin,” kata guru besar Unpak itu dalam keterangan media, Minggu (20/11/2022).
Meski demikian, mantan pegawai Pemkab Bogor itu menyayangkan untuk negeri seluas Indonesia, hanya memiliki satu perusahaan pengolahan limbah yang modern dan terintegrasi.
“Industri di Indonesia banyak sekali, yang terserap oleh PT PPLI paling banyak hanya 40 persen,” ucap dia.
Menurut Isman Kadar, keberadaan satu industri saja pengolahan limbah yang modern dan terintegrasi, juga akan membuat biaya transportasi pengangkutan limbah menjadi tinggi.
“Biaya transportasi akan mahal sekali pastinya bagi lokasi perusahaan penghasil limbah yang lokasinya di Papua misalnya,” ujarnya.
Di satu sisi, Isman Kadar juga melihat masih banyaknya perusahaan yang tidak taat dan rendah dalam pemahaman soal IPAL.
“Banyak perusahaan yang penanganan (limbahnya) masih sekadar ditumpuk di gudang, dikubur atau dimusnahkan tanpa pengamanan sehingga merusak lingkungan dan mencemari sekitarnya,” ungkapnya.
Untuk itu lanjut Isman, peran pemerintah juga harus kuat mensupport, memfasilitasi dan mensosialisasikan agar perusahaan konsen dalam pengelolaan limbahnya secara baik. =AGE