RUMPIN – Di tengah lesunya geliat ekonomi akibat pandemi Covid-19, ternyata masih ada semangat dan niat yang sangat kuat dari seorang perempuan tua yang sehari-hari menjadi pembuat sekaligus penjual enye-enye, satu jenis makanan ringan tradisional.
Mak Sarni (50), sudah 10 tahun bergelut dengan usaha pembuatan kerupuk enye-enye yang terbuat dari bahan dasar singkong atau ubi kayu yang diparut (dilembutkan) sehingga menjadi adonan serta dicampur dengan berbagai bumbu rempah dan lainnya.
Janda dengan anak 7 yang tinggal di Kampung Leuwiranji RT 6 RW 2 Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin ini, tetap terus bekerja keras meski di tengah pandemi Covid-19, untuk mengumpulkan uang sebagai ongkos ibadah haji.
“Ya meski enye-enye sekarang menurun pembelinya, namun saya tetap berniat ingin naik haji. Mudah-mudahan ada izin Allah. Sedikit-sedikit ngumpulin uangnya,” ungkap Mak Sarni, Jumat (19/3/2021).
Setiap hari, Mak Sarni sudah bangun sejak dini hari untuk terus bertahan menjadi pembuat dan penjual enye-enye.
Singkong yang sudah dibelinya, lalu diparut dan diaduk dengan berbagai bumbu. Setelah adonan jadi, tahap selanjutnya dibuat lebar dan tipis-tipis.
Begitu siang hari datang dan matahari bersinar, enye-enye pun dijemur hingga kering. Mak Sarni pun rela berjemur untuk membolak balik lempengan tipis agar merata keringnya.
“Alhamdulillah, setiap hari ada saja yang membeli enye-enye, meski hanya warga sekitar sini. Saya jualnya per kantong plastik. Ada yang lima ribu, ada juga sepuluh ribu,” pungkasnya. =FRI