Membanggakan, Warga Cianjur Jadi Pengibar Bendera di Australia

CIANJUR – Sungguh luar biasa Yulianti Nurgantini (24) warga Desa Cisalak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur ini. Pasalnya dari sebanyak 20 orang peserta yang telah diseleksi oleh Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) di Perth, Australia Yulianti masuk menjadi salah satu anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) disana.


Informasi yang berhasil dihimpun, setelah melalui tahapan seleksi yang cukup panjang untuk menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) di Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) di Perth, Australia dari awal Juni 2024 lalu. Akhirnya Yulianti lolos dan ditunjuk sebagai komandan pengibar bendera merah putih di Langley Park, Kota Perth, Australia Barat.


Yulianti merupakan anak dari pasangan Endang Sutisna (64) dan almarhumah Munawarah. Iya lahir tepatnya di Desa Mayak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Yulianti bersekolah di SDN Mayak 1 Cibeber, SMPN 1 Cibeber, SMAN 2 Cianjur, dan meraih gelar S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Pakuan (Unpak) Bogor.


“Memang dari sebanyak 20 orang peserta yang ikut seleksi, hanya ada 17 orang yang diterima. Alhamdulilah saya jadi komandan upacara penurunan bendera,” kata Yuli saat dihubungi wartawan Sabtu (17/8/2024).


Dia mengaku sangat bangga, karena dipelaksanaan tangal 17 Agustus 2024 tahun ini, dihadiri sebanyak 750 orang lebih warga negara Indonesia yang tinggal di Australia. Bahkan, akan hadir juga diplomat negara lain dan juga warga Australia.


“Tentu saja saya merasa bangga sekali dengan pencapaian ini. Karena hal ini, menjadi kebanggaan bangsa Indonesia juga. Selain itu, hal ini juga merupakan cita-cita almarhum ibu saya karena ibu saya ingin melihat saya menjadi petugas Paskibra dan akhirnya cita-citra almarhumah itu dapat terlaksana,” terangnya.


Menurutnya, test seleksi yang dilaksanakan oleh KJRI ini, tidak mengalami kesulitan. Pasalnya, test seleksinya seperti di kegiatan ekskul di sekolah, jadi sudah terbiasa dengan baris-berbaris dan menjadi petugas upacara di sekolahnya. “Memang tesnya gampang tidak sulit ya karena mungkin sudah terbiasa di sekolah dikegiatan ekskul pramuka dan tes nya itu ada tes baris-berbaris (PBB), wawasan kebangsaan dan kenegaraan, sejarah Indonesia, tes wawancara, juga tes kesehatan dan psikologi itu aja sih,” katanya.


Yuli mengaku tinggal di Australia baru 5 bulan dan bekerja disebuah perusahaan hortikultura. Kepergiannya di Perth Australia, menggunakan working holiday visa selama tiga tahun. “Nanti bisa untuk bridging ke student visa karena saya juga berniat untuk melanjutkan S2 di Australia. Tapi kerja dulu sambil saving money untuk biaya kuliah,” pungkasnya. BNM/NDI/SYA

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.