CARINGIN – Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pasir Muncang 1, yang menumpang diatas tanah milik pemerintahan Desa Pasir Muncang, Kecamatan Caringin, membuat sekolah tersebut tidak bisa melakukan pembangunan maupun penambahan ruang kelas. Yuyum Kepala SDN Pasir Muncang mengatakan, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan orang tua siswa dan mereka menginginkan sekolah tidak pindah, karena kediaman siswa mayoritas berada di dekat sekolah tersebut, sehingga harus ada solusi dengan musyawarah dengan pihak desa.
“Tanah yang dibangun sekolah ini memang milik Desa Pasir Muncang, bahkan kantornya satu halaman dengan kantor desa, sehingga salah satu harus mengalah,” kata Yuyum Kepada Pakar.
Dia menegaskan, pihaknya akan melakukan musyawarah dengan kepala desa sehingga bisa dilakukan tukar guling baik tanah maupun bangunan, sehingga kedua lembaga ini bisa mengembangkan baik sekolah maupun pihak desa dalam pengembangan pelayanan.
“Kami sebelum mengusulkan kepada pihak Dinas Pendidikan, tentunya kami akan melakukan musyawarah dengan bapak kepala desa, yang tujuannya untuk mencari solusi, apakah itu Kantor desa yang pindah dengan tukar guling tanah dan aset bangunan, sehingga semuanya bisa mengembangkan pelayanan,” ungkapnya.
Dia mengaku, setiap hari Senin semua staf desa terganggu disaat pagi akan melalukan tugasnya karena tambah dia mulai jam 7.00 pagi sekolah melakukan upacara. “Kalau Senin pagi, staf maupun pak kades mau ngantor harus nunggu selesai upacara. Bahkan bukan itu saja, kegiatan desa juga terganggu baik rapat maupun acara lain karena berisik dari para siswa,” ucapnya.
Kepala Desa Pasir Muncang Yudi Wahyudin saat konfirmasi menegaskan, tanah yang dibangun SDN Pasir Muncang tersebut mutlak milik desa, sehingga sekolah hanya memiliki bangunan yang sudah puluhan tahun. Terkait dengan keinginan kepala sekolah Yudi mengaku pihaknya tidak bisa memberikan keputusan sepihak melainkan musyawarah dengan semua lembaga yang ada di desa.
“Tanahnya memang milik desa, namun keinginan kepala sekolah sangat baik namun jika memang sudah positif kami sebelumnya akan melakukan rapat dengan semua lembaga dan keputusannya secara tertulis. Sehingga, antar lembaga bisa saling kordinasi demi peningkatan pelayanan kepada masyarakat,” tegasnya.
Yudi membenarkan, pihaknya selama ini selalu mengalah karena demi kelangsungan pendidikan para siswa, sehingga banyak mengorbankan kegiatan yang terpaksa dilakukan diluar kantor.
“Walaupun kami yang harus mengalah nanti nya, bukan hanya tanah akan tetapi bersama bangunan sehingga bangunan yang ada saat ini menjadi aset sekolah. Jadi nantinya tukar guling tanah dan aset bangunan, tapi itu akan kami musyawarahkan terlebih dahulu,” ujarnya. UJG