JAKARTA – Pengamat Politik dari Paramadina Public Policy Institute Septa Dinata berpandangan rencana roadshow Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) ke elit-elit Golkar merupakan hal yang positif.
Langkah itu dipuji sebagai bentuk penyampaian aspirasi yang legal karena GMPG turut aktif memberikan masukan yang konstruktif demi kebaikan partai Golkar.
Selain itu, aspirasi dan agregasi komunikasi barisan tokoh-tokoh muda Golkar itu bisa ditafsirkan sebagai gerakan politik yang merespons suasana adanya perubahan partai agar bisa meraup dukungan rakyat.
“Artinya, muncul tokoh-tokoh muda,” kata Septa saat dihubungi wartawan, Senin (17/1/2022).
Septa yakin elit-elit Golkar adalah politikus ulung yang akan menempatkan kepentingan partai di atas kepentingan pribadi.
“Golkar itu diuntungkan dengan kematangan elit-elitnya. Tindakan-tindakan yang di luar dugaan mungkin saja terjadi,” tegasnya.
Termasuk kemungkinan jika elit-elit Golkar menginginkan sebuah solusi regenerasi di puncuk kepemimpinan partai lambang pohon beringin tersebut.
“Kalau lah elit-elit ini bersepakat untuk menurunkan Airlangga, nanti lah siapa yang menjadi Ketum baru, nah itu saya kira akan lebih mudah,” ujarnya.
Meski demikian, Septa menegaskan, menurunkan dan mengganti posisi Ketua Umum adalah dua hal berbeda di Golkar yang membutuhkan energi luar biasa. Golkar, harus bisa cermat melihat opsi-opsi.
Seperti diketahui, GMPG tengah berencana menggelar roadshow ke elit-elit Golkar untuk menyampaikan hasil evaluasi mereka atas kepemimpinan Airlangga Hartarto selama lebih dari dua tahun menjabat Ketum.
Beberapa catatan evaluasi GMPG meliputi, pertama citra Partai Golkar rusak. Kedua elektabilitas Golkar menurun. Kemudian elektabilitas Airlangga cuma Nol Koma. Keempat sepi konsolidasi. Kelima esin Partai Mogok dan keenamnnya Golkar tidak sedang baik-baik Saja.MHD