Kisah Pilu Bayi 20 Bulan di Argabinta Cianjur Alami Gizi Buruk

Bayu balita usia 20 bulan asal Kampung Simpang Tiga, Desa Tanjungsari, Kecamatan Argabinta, Kabupaten Cianjur, penderita gizi buruk. Endi|Pakar

CIANJUR – Seorang balita di Kecamatan Agrabianta Kabupaten Cianjur mengalami gizi buruk. Kondisi bayi berusia 20 bulan itupun begitu memprihatinkan dengan badan yang sangat kurus, layaknya tersisa kulit dan tulang. Bayi bernama Muhammad Bayu itu merupakan anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Ahmidin (38) dan Alisa (31), Warga Kampung Simpang Tiga RT 02/03 Desa Tanjungsari Kecamatan Agrabinta.

Alisa, ibu dari balita tersebut mengungkapkan jika anaknya terlahir dengan kondisi normal. Berat badan bayi laki-laki itu mencapai 3,4 kilogram. “Awalnya lahir normal, persalinan dibantu bidan,” ungkap Alisa, Rabu (26/5/2021). Namun saat menginjak usia 1 tahun, Bayu mulai menunjukan gejala penyakit. Balita itu kerap mengalami demam tinggi hingga sering diare. “Usia 13 bulan sempat dibawa ke bidan untuk diperiksa dan diberi obat. Tapi kondisi anak saya semakin parah, lebih sering lagi demam dan diare. Sesekali juga muntah,” ungkapnya.

Setiap hari kondisi bayi tersebut semakin memprihatinkan, berat badannya yang semula 8 kilogram saat usia 13 bulan pun terus menurun. Bahkan di usianya yang menginjak 20 bulan atau hampir 2 tahun itu, berat badan Bayu hanya sekitar 5 kilogram. Padahal idealnya dalam usia tersebut, berat bayi berkisar 8 hingga 11 kilogram. Kini kondisi bayu terlihat begitu kurus, bagian tangan dan kakinya tampak seperti hanya tersisa kulit dan tulang. Namun bagian perutnya membuncit.

Kondisi memprihatinkan itu diperparah dengan keadaan ekonomi keluarga yang tidak mampu. Sang ayah yang hanya kerja serabutan membuat penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari.Akibatnya, Bayu tak bisa mendapatkan pengobatan yang serius, sebab orangtuanya tak memiliki uang untuk biaya pengobatan dan kebutuhan selama pengobatan. “Untuk sehari-hari saja sudah pas-pasan, suami kerjanya serabutan kadang jadi buruh tani dan tukang pijit keliling di kampung,” tuturnya.

Di sisi lain, Kepala Desa Tanjungsari Juanda, menuturkan bayi yang mengalami gizi buruk tersebut sudah ada pernah ditangani oleh Pemdes dan Puskesmas. Bahkan bayi tersebut sempat dirawat di rumah sakit. “Tentunya kami sudah berupaya membantu keluarga bayi Bayu dengan membawanya ke rumah sakit dan selama 28 hari,” kata Kades. Akan tetapi ibu bayi tersebut bersikeras untuk membawa bayinya pulang untuk dirawat di rumah. “Setahu saya ibu bayi itu ingin anaknya dirawat di rumah saja daripada berlama-lama di rumah sakit. Entah karena masalah biaya kebutuhan selama di rumah sakit atau ada faktor lain,” tuturnya.

Ia menambahkan, pihaknya bersama puskesmas Agrabinta rutin memberikan bantuan berupa makanan tambahan. “Kami rutin kirim makanan yg di anjurkan dokter seperti suplemen dan buah serta sayuran,” pungkasnya. NDI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.