BOGOR – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pemkot Bogor telah mengambil sampel unggas di empat pasar.
Sampel unggas ini akan dibawa ke Balai Peternakan Subang untuk dilihat apakah ada indikasi virus flu burung atau H5N1.
Kepala DKPP Kota Bogor, Chusnul Rozaqi menuturkan, sampel unggas diambil dari berbagai titik. Seperti di tempat pemotongan, lantai, talenan, tempat pembuangan bulu, serta tempat penyimpanan daging.
Sampel unggas diambil dari empat pasar yakni Pasar Bogor, Pasar Gunung Batu, Pasar Jambu Dua, dan Pasar Sukasari.
“Untuk sampel ini, nanti kita bawa ke Balai Peternakan Subang. Kemudian, mereka akan melihat, dan sampel dikumpulkan dengan kiriman dari se-Jabodetabek dibawa ke Subang untuk melihat virus itu ada atau tidak,” tegas Chusnul, Selasa (14/3/ 2023).
Ditambahkan Chusnul, indikasi flu burung sendiri sudah masuk ke Indonesia. Dia berharap virus ini tidak menular ke manusia seperti pada tahun 2006. DKPP Kota Bogor, masih kata dia, berupaya untuk mencegah masuknya virus flu burung dengan melakukan disinfeksi, serta melakukan penyemprotan pada kandang unggas sejak Januari 2023. DKPP Kota Bogor juga membagikan desinfektan kepada para peternak.
“Kalau ditemukan virus flu burung, jelas kita musnahkan. Langsung dimusnahkan serta digali lubang, dan dibakar. Bisa sama kandangnya dimusnahkan,” tukas dia
Sejauh ini, sambung dia, di Kota Bogor belum terdeteksi adanya kasus flu burung. Dari informasi terakhir yang didapatnya, kasus flu burung ada di Kota Bogor terakhir kali pada 2010.
Kendati demikian, dirinya mengimbau, para peternak untuk tetap rajin melakukan disinfeksi. Sebab, kandang yang kotor dan jorok tidak dipungkiri bisa terdapat virus.
“Jadi salah satu kelemahan virus ini bisa mati kena panas matahari, bisa karena detergen. Jadi kalau tidak ada disinfeksi bisa pakai air sabun semprot atau kena matahari,” tutup Chusnul.=ROY