Keluarga Kecewa Kasus Tewasnya Bripda IDF Disebut Karena Faktor Kelalaian

Ilustrasi penembakan. IST

CIBINONG – Keluarga Bripda IDF, mengaku kecewa dengan pernyataan polisi yang menyebutkan bahwa insiden yang menewaskan polisi berumur 20 tahun itu karena faktor kelalaian.

“Saya sudah komunikasi dengan keluarga bahwa beliau (keluarga) menyampaikan kekecewaannya terhadap pernyataan dari Direskrimum Polda Jabar yang mengatakan karena unsur-unsur kelalaian,” ujar kuasa hukum keluarga Bripda IDF, Jajang dalam keterangannya yang diterima wartawan di Bogor, Kamis (3/8/2023).

Jajang menegaskan, bahwa pihak keluarga tetap bersikeras menganggap bahwa peristiwa yang menewaskan Bripda IDF adalah sebuah pembunuhan berencana.

Terlebih, kata dia, dalam hasil gelar perkara yang diterima pihaknya di Mako Polres Bogor Selasa kemarin, ada indikasi kesengajaan dimana pistol yang digunakan pelaku sudah dalam kondisi terkokang di dalam tas.

“Kemudian pelaku IMS yang meminta korban IDF melalui telepon milik saksi AN dengan nada kasar ‘sini kau’,” kata Jajang.

Menurutnya, keberadaan senjata api rakitan di lingkungan Polri tak dapat terbantahkan oleh tim penyidik.

Di samping itu, dia mengungkapkan bahwa ada bukti bahwa Bripda IDF sudah terintimidasi sejak awal tahun 2023 oleh seniornya tersebut.

Sebelumnya, Direskrimum Polda Jawa Barat, Kombes Pol Surawan mengungkap sejumlah fakta dari insiden polisi tembak polisi yang menewaskan Bripda IDF di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

Surawan menyebutkan, bahwa Bripda IMS, pelaku penembakan sudah membawa pistol di dalam tasnya saat memasuki kamar korban di asrama tersebut.

“Dia (pelaku) sudah membawa senjata, jadi ketika tersangka masuk ke kamar asrama (korban) dia sudah membawa senjata di dalam tasnya,” kata Surawan.

Dari fakta hasil gelar perkara yang disampaikan di Mako Polres Bogor pada Selasa (1/8/2023) sore itu, Surawan menyebutkan bahwa saat itu pelaku ingin memperlihatkan bahwa dirinya memiliki pistol.

Namun Surawan mengklaim bahwa pistol yang dipastikan ilegal tersebut bukan lah dari sebuah pembunuhan berencana yang dilakukan pelaku.

Padahal, diakuinya, saat itu pistol yang digunakan untuk menembak hingga menewaskan Bripda IDF tersebut berada dalam kondisi yang sudah terkokang.

“Senjata itu dikeluarkan dari dalam kondisi sudah terkokang terisi peluru sehingga tidak sengaja dia menarik pelatuk kemudian meletus senjatanya,” ungkap Surawan.

“Tidak ada kesengajaan (bukan pembunuhan berencana). Mungkin dia (pelaku) lupa SOP senjata dimasukkan dalam tas tapi sudah terkokang. Ketika senjata diangkat secara tidak sengaja pelatuk tertarik dan meletus,” katanya menambahkan. =MAM

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.