CIANJU – Ada beberapa hal yang harus dicermati dengan angka kasus stunting diwilayah Kabupaten Cianjur. Pasalnya, berdasarkan data hasil survei status gizi, angkanya berada di kisaran 33,7% yang tergolong masih tinggi. Angka kasus stunting tersebut, atas hasil survei status gizi berbeda dengan data riil di lapangan hasil bulan penimbangan balita. “Memang berdasarkan hasil data survei status gizi, angka kasus stunting di Kabupaten Cianjur masih tinggi, sekitar 33,7%. Sedangkan berdasarkan pendataan riil kamj saat bulan penimbangan balita hanya 4%,” terang Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal kepada wartawan Selasa (5/4/2022).
Menurutnya, ini ada terjadinya kesenjangan data angka stunting, tentu harus dicermati dan dianalisa lebih mendalam. Terlebih, kesenjangan datanya cukup signifikan. “Tapi kami yakin, angka kasus stunting di Kabupaten Cianjur tak setinggi itu (33,7%). Kami sudah berkeliling ke semua puskesmas. Tapi data yang kami punya riil di mana angka kasus stunting di Kabupaten Cianjur hanya 4%. By name by address,” tegasnya.
Yusman mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan data angka kasus stunting di Kabupaten Cianjur. Di antaranya, saat dilaksanakan survei status gizi, tidak mewakili balita di Kabupaten Cianjur. “Memang kalau kami sih, yakin karena punya data riil yang tercatat dari bulan penimbangan balita setiap Agustus. Dari tahun ke tahun angkanya menurun rata-rata di kisaran 0,5% sampai 1%,” ujarnya.
Sementara itu, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Cianjur, Susilawati mendukung upaya pemerintah mengentaskan penurunan angka kasus stunting. Langkah itu dilakukan lantaran angka kasus stunting, terutama di Kabupaten Cianjur, notabene masih cukup tinggi. “Kami berkoordinasi dengan para kader Posyandu dan Dinas Kesehatan serta elemen lainnya membantu menurunkan angka kasus stunting,” pungkasnya. SYA