BOGOR – Meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bogor saat pandemi yang belum usai, memicu kekhawatiran di tengah masyarakat. Termasuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor.
“Intensitas hujan mulai tinggi, beberapa laporan ke saya ada warga yang kena, bahkan keponakan saya kena DBD dan dirawat di RSUD (Kota Bogor). Ini harus menjadi perhatian kita pentingnya jaga kebersihan karena jentik nyamuk bisa muncul dimana saja,” tegas anggota DPRD Kota Bogor fraksi Kebangkitan Bintang Restorasi, Devie Prihatini Sultani kepada awak media, Kamis (28/10/2021).
Politisi Partai Nasdem itu juga meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Kesehatan (Dinkes), untuk menyiapkan antisipasi dan tindak lanjut. Apalagi saat ini, kata dia, BPBD Kota Bogor disebutnya belum memiliki alat fogging.
“Saya minta kepala BPBD segera mengadakan alat ini agar bisa gerak cepat membantu pelaksanaan fogging karena permintaan dari masyarakat saat ini cukup tinggi. Kami dari Nasdem saja menerima banyak permintaan dari warga untuk difogging,” ujar DPS, sapaan akrabnya.
“Kami sedang fogging di wilayah Kelurahan Cilendek Barat, karena memang di wilayah ini ternyata ada anak yang terserang DBD. Pemkot harus aware ini, aspirasi warga ini harus dijemput,” tegasnya.
DPS juga meminta Dinkes agar lebih aware memberi imbauan kepada puskesmas-puskesmas dan kelurahan-kelurahan untuk melakukan tindakan antisipasi yang sama. Sehingga tidak perlu menunggu harus ada korban-korban berjatuhan dulu baru mau turun ke masyarakat.
“Tapi akan lebih baik kalau tindakan pencegahan kita lakukan. Dan tetap memperhatikan protokol kesehatannya agar tidak berkerumun, pakai masker,” imbuh DPS.
Sebelumnya diberitakan, di tengah kasus Covid-19 yang melandai, masyarakat Kota Bogor dibuat waswas dengan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). Sebab, kasusnya meningkat dari tahun sebelumnya.
Wakil Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, dr Sari Chandrawati, mengatakan bahwa kasus DBD di Kota Bogor mengalami lonjakan pasien. Bulan ini saja, ada 45 pasien DBD yang ditangani RSUD Kota Bogor.
“Untuk bulan ini, kami menangani total ada 45 kasus hingga Senin (25/10). Dengan rincian, 35 anak-anak dan sepuluh dewasa,” kata dr Sari Chandrawati kepada wartawan, Selasa (26/10).
Dari 45 kasus tersebut, masih tersisa 17 pasien yang dirawat di RSUD Kota Bogor. Termasuk 40 persennya merupakan warga Kabupaten Bogor.
“Ke-17 pasien ini merupakan pasien anak-anak. Mereka menjalani perawatan di bad rawat inap anak-anak,” terangnya.
Sementara itu, jika dihitung sejak awal tahun sampai pertengahan Oktober 2021, ada 118 kasus DBD yang ditangani RSUD Kota Bogor. Ini terdiri 73 pasien anak-anak dan 45 pasien dewasa.
Jumlah ini berbanding terbalik dengan data kasus DBD yang ditangani RSUD Kota Bogor tahun lalu. RSUD hanya menangani 89 pasien DBD sepanjang 2020. =ROY