Kades Sukahati Rangkul Pelajar Putus Sekolah Ikuti Kursus Menjahit

Salah satu peserta kursus menjahit yang dilaksanakan di kantor Desa Sukahati. (Ist)

CITEUTEUP – Karena di sebabkan masalah perekonomian, puluhan anak terpaksa mengalami putus sekolah. Hal itu terjadi di Desa Sukahati, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Namun, pihak Pemerintah Desa Sukahati melakukan terobosan inovasi yaitu merangkul dan mengajak anak putus sekolah untuk mrngikuti kursus menjahit yang diadakan di kantor Desa.

Kepala Desa Sukahati, H. Endang mengatakan bahwa di wilayahnya memang masih banyak sejumlah anak yang mengalami putus sekolah karena masalah perekonomian. “Memang banyak yang ga beres sekolah dan angka pengangguran di Desa Sukahati sangat banyak sekali, bahkan saya saja baru mendata 20 anak yang putus sekolah untuk yang lainnya belum mendapat laporan selanjutnya dari masing-masing RT/RW,” terangnya.

Dirinya pun saat ini sedang memiliki program pelatihan atau kursus menjahit, guna mengecilkan angka pengangguran yang ada di Desa Sukahati, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. “Yah mungkin dengan salah satu cara ini kita dapat membantu anak yang mengalami putus sekolah dengan membuka pelatihan menjahit,” jelasnya.

Endang juga menyebutkan bahwa jumlah penduduk yang ada di Desa Sukahati sebanyak 12 ribu jiwa namun masih banyak yang mengalami putus sekolah baik itu di tingkat Sekolah Dasar (SD) maupun di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Kita minta pihak TPK Desa Sukahati membantu pendampingan kepada anak-anak yang putus sekolah ini melakukan pelatihan menjahit di kantor desa sampai bisa, lalu kita pun bakal berkordinasi dengan garmen-garmen yang ada di sini untuk segera menerima warga yang tidak memiliki pekerjaan demi memperkecil angka pengangguran,” tandasnya.

Sementara, salah satu peserta kursus menjahit, Yulisandra (15), warga asal kampung Malingping, mengaku bahwa dirinya berhenti sekolah akibat masalah ekonomi sehingga tidak dapat melanjutkan pendidikannya. “Iyah sudah ga sekolah lagi dan selesai di tingkat SMP, yah mau gimana lagi karena ga punya uang juga buat lanjut sekolah,” ujarnya.

Ia juga menuturkan bahwa dirinya bersama 20 teman lainnya lebih memilih mencari pekerjaan untuk bertahan hidup. “Sekarang saya dan teman-teman lainnya sedang belajar menjahit di Kantor Desa yang nantinya setelah kita pandai menjahit bakal melamar kerjaan ke perusahaan atau garmen-garmen yang membuka lowongan pekerjaan,” tuturnya. AGE

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.