Jarimu Harimaumu Jika Tak Bijak Bermedsos 

Dr. Hudi Santoso, S.Sos, M.P. (ist)

SUMEDANG – Departemen Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) melaksanakan program  “Dosen Pulang Kampung” yang kali ini diselenggarakan di SMAN 3 Sumedang. Salah satu sesi yang menarik perhatian adalah pemaparan Dr. Hudi Santoso, S.Sos, M.P dengan mengangkat topik “Bijak Berkomentar di Media Sosial” dalam rangkaian pelatihan literasi dan budaya digital.
 
Dr. Hudi membuka sesi dengan menyoroti penggunaan smartphone di kalangan remaja Indonesia yang semakin meningkat.

Semakin maraknya penggunaan smartphone, Dr.Hudi menggarisbawahi ungkapan lama “mulutmu harimaumu” kian berganti menjadi “jarimu harimaumu” yang artinya menggambarkan betapa pentingnya menjaga ucapan dan tindakan di dunia digital.

Hal ini menekankan betapa besar pengaruh komentar di media sosial dalam era digital saat ini.
 
Selain itu, Ia juga mengatakan media sosial memengaruhi interaksi di lingkungan sosial dan pola pikir seseorang. “Gadget smartphone jangan membuat yang jauh menjadi dekat, yang dekat menjadi jauh. Kita harus bijak menggunakan gadget,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa lingkaran pertemanan di media sosial bisa sangat mempengaruhi kehidupan seseorang.

“Circle itu juga jadi banyak memengaruhi dengan siapa anda berteman. Teman itulah yang akan mempengaruhi anda,” tambahnya.
 
Selain itu, Ia mengungkapkan pentingnya menjaga etika dan berhati-hati dalam memposting konten di media sosial. “Hati-hati ketika memposting konten media sosial. Cek dulu benarkah informasi itu, pantaskah itu di-share. Jika tidak, jangan diunggah. Jika benar bermanfaat bernilai positif, silakan di-share,” tegasnya.
 
Selaras dengan literasi digital, Ia menguraikan empat pilar literasi digital yang harus diperhatikan, yaitu digital skills, digital culture, digital ethics, dan digital safety. Ia menekankan pentingnya menjaga privasi, keamanan, kejujuran, dan inklusi di dunia digital.

“Keterbukaan informasi ini semakin luas, maka kita harus berhati-hati. Jika tidak berhati-hati maka akan membahayakan diri sendiri,” ucapnya.
 
Ia juga turut mengajak siswa untuk berpartisipasi dalam gerakan kampanye literasi digital. “Ruang digital yang dipicu oleh jaringan internet dan teknologi informasi telah membuka konsep baru pola komunikasi. Kita berharapnya aktivitas positif yang di-share agar konten negatif tidak numpuk di media sosial,” tuturnya.
 
Di akhir sesi, Dr. Hudi menekankan pentingnya menjaga sopan santun dan etika dalam berinteraksi di dunia maya. “Kehadiran teknologi memang betul penting dan bermanfaat, tapi ada etika yang lebih jauh dari segalanya. Ada adab sebelum ilmu,” tutupnya. =DRN
 
,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.