KEMANG – “Keselamatan Itu Utama”. Layaknya slogan ini lebih diutamakan pelaksanaan dalam pengaturan lalu lintas di jalan raya, terlebih di jalan raya kelas nasional seperti jalan raya Kemamg Parung.
Hal ini diungkapkan, pengamat kebijakan publik, W.A. Swandana saat dimintai tanggapan terkait minimnya rambu lalu lintas di jalan kelas nasional tersebut, yang audah banyak dikeluhkan warga.
Dosen terbang di beberapa perguruan tinggi serta pemilik SKOBA Madani ini mengungkapkan, dari berbagai informasi yang didapatnya serta pemantauan di lapangan, jalan nasional Kemang Parung memang butuh banyak penambahan rambu lalu lintas.
“Di jalur jalan nasional ini, banyak fasilitas publik. Ada rumah sakit, sekolah, gedung instansi atau lembaga pemerintah dan lainnya. Belum lagi banyak perumahan dan pemukiman warga. Sudah sangat sepatutnya, rambu lalin dilengkapi,” ungkap Abu Swandana, sapaan akrabnya, Rabu (14/4/2021).
Ia menegaskan, keberadaan rambu lalu lintas tersebut, selain sebagai sarana mitigasi kecelakaan lalu lintas juga sekaligus sebagai cara agar keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan lebih terjamin.
“Saya melihat, dengan jarak panjang jalan yang hanya sekitar 3 kilometer, maka anggaran pun tidak terlalu besar. Ini jalan nasinal, punya pisat, dibawah kementerian. Jangan jadi seperti jalan lokal atau regional penataannya,” tegas Swandana.
Sementara seorang warga Kecamatan Kemang, Abdul Jalil Zein memgungkapkan, potensi terjadinya laka lantas memang cukup besar jika rambu lalu lintas di jalan nasional ini kurang.
Selain banyak fasilitas publik dan intensitas lalu lalang kendaraan bermotor yang tinggi/padat, di jalan ini juga banyak terdapat titik persimpangan jalan serta jalur putar balik arah (U Turn).
“Lihat di simpang jalan Jampang atau jalan baru Bomang, kendaraan keluar masuk tidak beraturan. Ini berbahaya dan tentu ini tugas dan kerja dari pemerintah untuk menertibkannya. Jangan nunggu kecelakaan, baru ada penambahan rambu – rambu lalin,” cetusnya. =FRI