Ini Penyebabnya, Lahan Pertanian di Tajur Citeureup Menyusut

Lahan pertanian yang ada di Desa Tajur, Kecamatan Citeureup. (Ist)

CITEUREUP – Miris lahan persawahan mulai terancam di Desa Tajur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor dan malah beralih fungsi menjadi kawasan perumahan. Kepala Desa Tajur, Ade Safrudin membenarkan bahwa terdapat lahan persawahan yang saat ini berubah menjadi lahan perumahan dan pihaknya pun sempat di panggil oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor mengenai soal tersebut.

“Benar, kini lahan persawahan beralih fungsi menjadi lahan perumahan itu salah satunya itu milik Koprunas. Dan saat saya baru menjabat di tahun 2020, kami Pemerintah Desa sudah melayangkan surat teguran berulang kali untuk menanyakan legalitas izin mereka,” katanya kepada Pakar Online, Rabu (13/4/2022).

Ia juga mengaku sempat di panggil oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor untuk menanyakan mengapa lahan persawahan menjadi beralih fungsi menjadi kawasan perumahan.

“Bulan kemarin saya di Panggil Bupati Bogor saat Ibu Ade Yasin akan melantik Kepala Desa Pabuaran pada waktu itu, mungkin ibu bupati melihat minimnya lahan persawahan yang berubah menjadi perumahan oleh pihak pengembang,” akunya.

Ade Safrudin juga menuturkan setelah dirinya di panggil Bupati Bogor Ade Yasin, pihaknya pun segera melayangkan surat peneguran kepada pihak pengembang untuk mengkonfirmasi legalitas apa yang telah di milikinya.

“Setelah kita melayangkan surat pernyataan tersebut, pihak pengembang pun langsung respon dengan memberikan surat legalitas izin yang di milikinya. Namun setelah saya cek rupanya izin lokasi pembuatan perumahan tersebut berada di Jonggol bukan di Desa Tajur, Kecamatan Citeureup,” terangnya.

Dirinya juga menanyakan perubahan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) yang saat ini di bangun menjadi kawasan perumahan yang di lakukan oleh pihak Koprunas.

“Jelas kami pemerintah desa harus mendapat penjelasan yang sangat akurat karena perubahan RUTR ini sangat aneh yang tiba-tiba izinnya sudah keluar sangat cepat padahal ini kan lahan basah,” tegasnya.

Sementara itu salah satu petani asal Desa Tajur, Bani mengeluhkan adanya perumahan yang telah di bangun sejak tahun lalu.

“Kalau saya sebagai petani cuma bisa pasrah tidak bisa berbuat apa apa, walaupun kita mencari rejeki dari hasil tani padi ini, karena yah mau gimana lagi,” keluhnya kepada Pakar.

Ia juga menjelaskan bahwa dirinya telah menjadi petani sudah sejak lama sekitar belasan tahun lamanya.

“Memang dari hasil panen padi ini saya bisa menafkahkan anak, istri dan keluarga saya. Kalau ini di jadikan perumahan total, yah mungkin hilang lah kepencarian sehari-hari kita,” tandasnya. AGE

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.