Ini Langkah Disdik Tangani Soal Bau Tak Sedap di SMPN 3 Cileungsi

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Juanda Dimansyah. (Age | Pakar)

CIBINONG – Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor menanggapi soal SMP Negeri 03 Cileungsi yang terganggu aktifitas kegiatan belajar mengajar (KBM) karena dampak bau tak sedap dari tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Bantargebang Bekasi.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Juanda Dimansyah mengatakan kalau dirinya bakal berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengatasi permasalahan tersebut.

“Saya belum tau adanya laporan itu, tapi kalau sampai bener tentunya kita akan berkoordinasi dengan pihak terkait agar mengekodinir masalah ini apa lagi sampai mengganggu belajar mengajar SMPN 03 Cileungsi,” katanya.(6/2)

Dirinya juga menyebut kalau pihaknya tidak dapat merelokasi SMPN 3 Cileungsi untuk menghindari aroma tak sedap dampak dari tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Bantargebang Bekasi.

“Kalau untuk pindah lokasi yah ga mungkin juga dan mau pindah kemana, masalahnya ini kan lokasi TPA Sampah Bantargebang ini diluar Daerah Kabupaten Bogor. Jadi kita harus berkoordinasi dulu dengan Pemkab Bogor apa solusi kedepannya,” jelasnya.

Sebelumnya Kepala SMPN 3 Cileungsi, Omay Komara bahwa aroma tak sedap dari TPA Bantargebang mengganggu aktifitas kegiatan belajar mengajar (KBM).

“Baunya menyengat banget mas sampai ke sekolahan, radius jarak Bantargebang ke SMPN 3 Cileungsi aja ada 5 kilometer kurang lebih. Makanya aromanya itu menyengat sekali, apa lagi saat hujan turun,” keluhnya.(2/2)

Dirinya menuturkan kalau berdomisili atau asli tempat tinggal siswa di Cileungsi telah terbiasa dengan aroma yang menyengat dari tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Bantargebang Bekasi tersebut.

“Mungkin bagi siswa yang sudah tempat tinggal atau berdomisili disini sudah terbiasa dengan bau yang tak sedap dari Bantargebang, tapi kalau yang belum terbiasa. Yah mau begimana lagi mas,” tuturnya.

Ia pun meminta kepada peserta didik dan guru di SMPN 3 Cileungsi setiap hari rutin menggunakan masker guna menjaga daya kesehatan.

“Kita minta siswa untuk terus menggunakan masker setiap dilingkungan sekolah terutama saat musim penghujan karena baunya ini kan sangat menyengat sekali mas. Malah ada beberapa siswa yang mengalami pusing dan mual-mual karena tidak kuat menghirup bau tidak sedap ini dari Bantargebang,” ungkapnya.

Omay Komara juga mengaku bahwa sampai saat ini pihaknya belum menerima Corporate Social Responsibility (CSR) dari TPA Bantargebang Bekasi.

“Kita yang jaraknya dekat dari Bantargebang tidak pernah menerima bantuan CSR, malah yang wilayahnya jauh seperti di Bogor Barat malah menerima bantuan. Kita cuma kena dampaknya doang mas,” tukasnya.

Senada dikatakan Kepala Desa Pasir Angin, Ismail bahwa wilayahnya memang dekat dengan kawasan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Bantargebang Bekasi.

“Kita memang ada beberapa wilayah yang kena dampak aroma yang tidak sedap dari TPA Bantargebang. Dan saat ini kita mengusulkan kepada Pemerintah DKI Jakarta agar mendapatkan bantuan CSR dan sedang kita usahakan semaksimal mungkin,” tandasnya. AGE

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.