CILEUNGSI – Maraknya kendaraan penambang tanah yang melintas di wilayah Kabupaten Bogor Timur. Menjadi faktor utama penyebab kecelakaan dan parahnya sampai merengut nyawa manusia akibat kejadian tersebut.
Kanit Laka Lantas Polres Bogor, Ipda Angga menyebutkan bahwa wilayah Kecamatan Cileungsi merupakan angka tertinggi kasus kecelakaan hingga menewaskan para pengendara baik itu roda dua dan empat berada. “Tahun 2021 kemarin, sebanyak 28 kasus kecelakaan dan 24 orang tewas akibat kecelakaan di wilayah Kecamatan Cileungsi dan itu kasus tertinggi di banding kecamatan lain, sedangkan kalau di wilayah Kecamatan Gunung Putri hanya 3 kasus kecelakaan saja, dan hanya 1 orang yang tewas,” ungkapnya.
Lanjut ia mengatakan untuk di wilayah Klapanunggal hanya 1 kasus, lalu wilayah Jonggol sebanyak 5 kasus kecelakaan yang menewaskan 4 korban di tahun 2021 kemarin. “Sedangkan kalau di tahun 2022 sekarang wilayah kecamatan Cileungsi pun menjadi salah satu kasus kecelakaan angka tertinggi di banding kecamatan lainnya, kalau Cileungsi itu kita sudah mendata sekitar 8 kasus kejadian kecelakaan. Namun 5 korban yang meninggal dunia dan 3 korban lainnya mengalami luka ringan,” katanya kepada Pakar Online.
Ipda Angga juga menerangkan bahwa penyebab kecelakaan tersebut memang rata-rata akibat maraknya kendaraan muatan besar yang berlalu-lalang seperti muatan tanah. “Memang kendaraan muatan besar yang cukup banyak ini salah satu faktor kecelakaan, namun juga bisa karena kelalaian manusia, lalu minimnya pengetahuan pengendara mengenai tata tertib lalu lintas,” terangnya.
Sementara itu Camat Cileungsi, Adhi Nugraha membenarkan wilayahnya memang kerap kali menjadi lokasi kejadian kecelakaan baik roda dua dan empat. “Memang sering terjadi kecelakaan akibat maraknya truk penambang tanah yang melintas di Jalan Raya Cileungsi, tapi untuk penambangan tanah itu tidak ada di Cileungsi,” ucapnya.
Ia juga menuturkan tingginya mobilitas di Kecamatan Cileungsi pun sebagai faktor utama kecelakaan. “Kan memang di Kecamatan Cileungsi ini jumlah penduduknya sangat banyak sekitar 288.000 rubu jiwa, sehingga mobilitas pun mengalami peningkatan. Dan juga maraknya penambangan tanah di wilayah Bogor Timur yang membuat mobil pengangkut tanah melintas di wilayah Cileungsi, pastinya menjadi rawan terjadinya kecelakaan,” tandasnya. AGE